Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

mappettuada
Gambar ilustrasi. (Dok Jejak-jejak Perjalanan)

Makna Mappettuada, Tradisi Suku Bugis Makassar Sebelum Melangsungkan Pernikahan



Makassar – Bicara soal suku Bugis, maka tak lepas dari kehidupan warga di Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai dari budaya, bahasa, pakaian, perhiasan, kuliner hingga kebiasaan atau tradisi.

Masyarakat suku Bugis Makassar pun hingga kini masih melestarikan tradisi tersebut sebelum melangsungkan pernikahan.

Salah satu tradisi yang selalu dilestarikan adalah lamaran atau Mappetuada. Mappettuada berasal dari kata Bugis “mappettu” yang berarti memutuskan dan kata “ada” yang berarti perkataan.

Sehingga Mappettuada berarti memutuskan perkataan tentang pernikahan.

Tradisi ini akan mempertemukan kedua keluarga dari calon mempelai pria dan mempelai perempuan.

Biasanya, keluarga mempelai pria yang akan berkunjung ke kediaman mempelai perempuan

Pada acara tersebut, kedua keluarga akan menggunakan pakaian rapih formal, dan umumnya pada bagian bawahan baik perempuan maupun pria dari kedua keluarga akan menggunakan sarung lipa’sabbe’.

Pada Mappettuada, kedua keluarga akan membahas terkait mahar pernikahan, tanggal pernikahan, dan keperluan pernikahan lainnya.

Selain itu, pada Mappettuada, keluarga pria juga akan menyerahkan sejumlah uang (uang pannai) kepada pihak keluarga perempuan (keperluan pesta). 

Pada Mappettuada, pinangan diresmikan dengan pihak pria mengirimkan hantaran berupa perhiasan untuk pihak perempuan. Ini bermakna pihak perempuan telah diikat dan akan segera menikah.

Uniknya pada tradisi ini, tamu akan disuguhkan dengan beragam kue tradisional bugis yang disajikan di atas bosara. 

Sajian hidangan makanan tradisional ini umumnya terasa manis, ini diharapkan bahwa kehidupan nantinya juga terasa manis seperti kue-kue tradisional yang disajikan.