Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

nikel
Penulis Nur Jamilah Ambo/Ketua Forkim IAIN Parepare. (Foto: Beritabaru.co Sulsel)

Nikel Mampu Topang Ekonomi Nasional



Berita Baru, Kolom – Tahun 2023 banyak dunia akan di selumuti oleh awan gelap atau diambang jurang resesi. Puluhan negara di perkirakan ambruk, imbas berbagai eskalasi geopolitik yang terjadi di tahun 2022. Beberapa negara diproyeksikan terancam menghadapi krisis diberbagai sektor yaitu pangan, energi, dan keuangan.

Krisis yang terjadi dapat berujung pada resesi. Resesi adalah ketika tingkat pertumbuhan ekonomi riil negatif. Artinya, Produk domestik bruto turun selama dua kuartal berturut-turut pada tahun yang sama.

Resesi dikenali sebagai perlambatan ekonomi global dan memengaruhi ekonomi domestik negara-negara di seluruh dunia. Jika ekonomi suatu negara bergantung pada ekonomi global, kemungkinan besar negara tersebut akan jatuh ke dalam resesi.

Resesi ekonomi global dapat terjadi jika resesi ekonomi melanda banyak negara secara bersaman. Namun, apakah indonesia juga akan mengalami resesi ekonomi di tahun 2023?

Tahun 2020, Menteri Keuangan RI memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III akan berkisar antara minus 2,9% dan minus 1,1%. Angka tersebut lebih dalam jika dibandingkan dengan proyeksi awalnya, yakni sebesar minus 2,1% hingga akhir tahun akan berada di kisaran minus 1,7% hingga minus 0,6%. Dengan latar belakang ini, tidak menutup kemungkinan resesi ekonomi dapat terjadi di Indonesia.

Ancaman resesi ekonomi terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut:

Pertama, Kenaikan suku bunga oleh bank sentral di seluruh dunia. Bank Dunia memperkirakan jika bank sentral di seluruh dunia bersama-sama menaikkan suku bunga secara ekstrim, resesi global akan datang pada tahun 2023. Jalur ini juga dapat menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Kedua, resesi dapat terjadi akibat melonjaknya inflasi akibat konflik Rusia-Ukraina. Tidak hanya krisis keuangan, krisis energi juga dapat terjadi akibat perang Rusia-Ukraina ini, mengingat banyak pasokan energi berasal dari Rusia.

Untuk menghadapi ancaman resesi global 2023, Indonesia mempunyai potensi besar yang berasal dari ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) yaitu nikel. Nikel adalah energi terbarukan yang berasal alam dan dapat digunakan secara bebas, mampu diperbarui terus-menerus serta tak terbatas.

Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia menurut United States Geological Survey (USGS). Sebanyak 2,67 juta ton nikel yang diproduksi di seluruh dunia, terdapat sebanyak 800.000 ton dihasilkan di Indonesia, jauh di atas Filipina (420.000 ton), Rusia (270.000 ton) dan Kaledonia Baru (200.000 ton).

Ketahanan cadangan nikel Indonesia mencapai 2,6 miliar ton dengan cadangan selama 27 tahun berdasarkan data Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) tahun 2020.

Terdapat 138 perusahaan pertambangan nikel di sulawesi, diantaranya PT Nikel Nusantara Mandiri, PT Konawe Nikel Nusantara, PT MBG Nikel Indonesia, Tambang Nikel Morowali, PT Vale Indonesia tbk. dan lain-lain.

Nikel memiliki potensi besar untuk menopang perekonomian dan pasokan energi dunia. Melihat potensi tersebut, Indonesia dapat menjadi negara yang akan mampu menghadapi ancaman resesi ekonomi.

Caranya adalah dengan meningkatkan nilai ekspor barang ke luar negeri yaitu dengan mengekspor hasil produksi nikel di Sulawesi sebagai solusi dalam menghadapi krisis keuangan yang mengancam Indonesia, sekaligus sebagai solusi dari krisis energi.

Bendahara Negara menyebut setidaknya ada empat negara yang cukup tangguh menghadapi ancaman resesi pada tahun 2023 yaitu Indonesia, India, Brasil, dan Meksiko.

Terlepas dari berbagai guncangan global tahun ini, Indonesia saat ini memiliki momentum pemulihan yang sangat kuat. Pemulihan yang kuat tersebut tercermin dari kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap berada di level 5%.

Perekonomian tumbuh sebesar 5,23% secara tahunan pada kuartal pertama tahun 2022 dan terus tumbuh sebesar 5,44% pada kuartal kedua tahun 2022. Pemulihan ekonomi juga tercermin dari tingkat produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia yang mencapai 7,1% pada tahun 2022. Paruh pertama tahun 2022, sebelum pandemi COVID-19 atau di atas level tahun 2019.

Terlebih lagi, Indonesia mampu menopang perekonomian karena Indonesia memiliki sumber energi yang diinginkan oleh masyarakat global. Energi hasil produksi nikel di Sulawesi yang diekspor banyak ke luar negeri, sehingga Indonesia dapat mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Jadi, sangat diharapkan agar produksi nikel di berbagai perusahaan di Sulawesi berjalan dengan baik agar dapat menghasilkan komoditas yang berkualitas yang dapat digunakan oleh masyarakat dunia.

Penulis: Nur Jamilah Ambo/ Ketua Forkim IAIN Parepare