Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

tenun sumba
Tenun Sumba yang digunakan capres-cawapres saat mendaftar di KPU. (Foto: Indonesia.go.id)

Mengenal Keindahan Tenun Sumba yang Dikalungkan ke Capres-Cawapres Saat Daftar di KPU



Berita Baru, Jakarta – Pendaftaran Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) hari ini diwarnai dengan keindahan wastra Indonesia.

Pada proses pendaftaran, KPU mengalungkan syal bermotif tenun Sumba ke para capres dan cawapres yang datang mendaftar di Pilpres 2024 mendatang.

Kain yang dikalungkan KPU, didominasi warna merah kecoklatan dan hitam. Syal itu juga bermotif ayam jantan dengan singa.

Syal tersebut sangat indah saat digunakan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang memakai pakaian hitam putih.

Begitupun dengan pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin yang mengenakan kemeja putih polos.

Tenun Sumba dikenal dengan motifnya yang didominasi fauna seperti burung, buaya, ular, ayam, rusa, dan lain-lain.

Hal demikian, tidak terlepas dari kehidupan masyarakat Pulau Sumba, di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Masyarakat Pulau Sumba sangat dekat dengan alam dan hewan-hewannya.

Salah satu wilayah di Sumba Timur, Waingapu merupakan wilayah penghasil tenun ternama di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Mengenak Tenun Sumba yang digunakan para capres dan cawapres

Keindahan tenun Sumba merupakan hasil buatannya yang sulit, detail hingga kompleks. Sehingga proses pembuatannya sangat lama sampai memakan waktu enam bulan dan bahkan sampai tahunan.

Tenun Sumba ini diketahui memiliki 42 tahapan dalam pembuatannya.

Wastra Indonesia ini masih menerapkan pewarnaan alami. Makanya melahirkan keunikan tersendiri dari tenun tersebut.

Teknik yang digunakan dipembuatannya juga merupakan masih warisan nenek moyang yang bertahan berabad-abad lamanya.

Dalam pembuatan motif dan tenun Sumba ini, ada tiga teknik utama adalah lambaleko, pawora dan pahikung.

Dari ketiga teknik tersebut, mempunyai keunggulan tersendiri dan digunakan di daerah yang berbeda.

Mengutip dari berbagai sumber, produksi tenun Sumba biasnaya diawali dengan pembuatan pewarna dari beberapa tanaman endemik.

Seperti akar mengkudu, serat kayu, daun, tanaman Wuira dan kulit loba.

Tanaman tersebut dipanen, kemudian ditumbuk atau diperas, lalu dicampurkan ke dalam air dan kapur hingga mendapat warna yang diinginkan.

Setiap warna yang mempunyai proses masing-masing, misalnya warna merah dari mengkudu yang harus dicampur dengan kemiri.

Sedangkan, benang diberi motif yang dibuat dari daun gewang, semacam daun palem, sesuai dengan bentuk yang ingin dibentuk.

Setelah itu, dicelup ke perwarna, kemudian kembali sampai siap untuk ditenun para perempuan.

Lalu, kain biasanya diangin-anginkan selama sebulan lamanya. Setelah itu dicelup dengan kemiri dan “ditidurkan di dalam keranjang untuk warnanya lebih mencorak.

Sementara, motif tenun ini didominasi faun, yang memiliki arti positif.

Seperti, motif kuda yang memiliki makna kejantanan dan keberanian, rusa yang berarti bojak dan buaya mempunyai besarnya pengaruh seseorang.

Sementara, motif lainnya, ayam di tenun ini, seperti yang dikalungkan ke capres dan cawapres memiliki makna, kepemimpinan, amanah dan pelindung.

Ayam juga dianggap simbol kerja keras, keberhasilan menjaga keluarganya dan keberanian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Beritabaru.co Sulsel. Mari bergabung di Grup Telegram “Berita Baru Sulsel”, caranya klik link t.me/beritabarusuls…, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.