Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

banjir
Astuti bersama sanak keluarganya sedang berada didepan tenda pengungsian. (Foto Beritabaru.co Sulsel)

Kisah Astuti, Rumahnya Hanyut Diterjang Banjir Bandang dan Kini Tinggal Tenda Pengungsian



Berita Baru, Parepare – Rumah Astuti hanyut saat banjir bandang menerjang Kota Parepare empat hari lalu atau pada hari Rabu (1/2/2023).

Astuti tingg di daerah Tegal 2, Jalan Bukit Madani, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Kota Parepare.

Di daerah tersebut, ada 11 rumah yang hanyut dan ratusan lainnya mengalami kerusakan setelah bencana alam itu terjadi.

Astuti telah tinggal di Tegal 2 Kelurahan Lapadde selama sembilan tahun.

Saat air sungai meluap, rumah yang diisi empat kepala keluarga itu hancur tak tersisa terbawa dengan arus air yang begitu kuat. Dan untungnya mereka selamat dari bencana itu terjadi.

Astuti mengatakan awal masuknya air bermula dari dapur rumahnya. Setelah itu, dia naik keatas rumah dan lalu pergi ke teras rumah. Akhirnya rumah itu hanyut beserta harta benda milik keluarganya.

“Pertama saya punya dapur, setelah naik di dapur, saya naik di tengah terus naik lagi air. Sampai lari ke depan, sudah hanyut sama rumah enam orang,” kata Astuti menceritakan kejadian malam itu, Senin (6/2/2023).

“Saya punya anak dan cucu terdampar di batang kayu. Lalu saya minta tolong sampai saya naik ke rumah, sama mama dan cucuku yang cacat,” ujarnya.

Selama menetap di Tegal 2, dia baru merasakan banjir hebat satu tahun belakangan ini.

Memang banjir datang setiap tahunnya namun yang terakhir terjadi sangat parag karena telah merendam habis warga Tegal 2.

Bagaimana tidak, menurut Astuti banjir yang menerjang baru-baru ini setinggi lima meter. Luapan air sungai akibat hujan intensitas tinggi menghayutkan 13 rumah warga Parepare.

“Sudah sembilan tahun tinggal disini. Kalau dulu-dulu banjir tidak terlalu parah. Yang terakhir ini sekira lima meter banjir,” ujar Astuti dalam raut wajah sedih.

Kediamannya hancur, ibu rumah tangga itu terpaksa tidur di tenda darurat selama rmpat hari belakangan. Sementara yang lain dievakuasi ke rumah sanak saudara.

Untuk kebutuhan sehari-hari, Astuti mengandalkan bantuan-bantuan yang datang.

“Sudah empat hari tinggal disini. Yang lain ada juga di rumah keluarga tinggal. Kalau bantuan pemerintah, ada makanan,” imbuhnya.

Astuti berharap mendapatkan bantuan hunian yang layak.

“Kalau bisa dapat bantuan rumah yang layak saya tempati, itu saja,” pungkasnya.