5 Fakta dan Sejarah Cheongsam, Warisan Budaya China yang Mendunia
Makassar – Cheongsam merupakan pakaian tradisional masyarakat Tionghoa yang biasa dikenakan di acara-acara besar keagamaan atau hari besar seperti Tahun Baru China.
Sejarah baju cheongsam pun cukup panjang. Sampai akhirnya pakaian tradisional ini bisa tetap hidup di era modern seperti sekarang.
Fakta dan Sejarah Baju Cheongsam, Warisan Budaya China yang Mendunia
1. Sudah Ada Sejak Tahun 1636
Cheongsam merupakan salah satu jenis pakaian tradisional perempuan China dan sudah ada sejak awal tahun 1636.
Pakaian ini berupa terusan panjang yang pas di badan mengikuti siluet bentuk tubuh dengan kerah berdiri hampir menutupi leher.
Bagian atasnya berbentuk seperti kemeja dengan aksen kancing shanghai di bagian dada (biasanya di kanan), sedang bagian bawahnya terbelah agak tinggi pada sisi kanan dan kiri untuk membuat si pemakainya lebih leluasa bergerak.
Akan tetapi, konsep awal pembuatan pakaian jauh sekali dari cheongsam yang ada sekarang. Dulu, di zaman pemerintahan Dinasti Qing, etnis Manchu, di Timur Laut China, membuat pakaian yang disebut qipao untuk perempuan dan changpao untuk laki-laki.
Bentuknya seperti cheongsam yang sekarang, hanya saja dibuat sangat lebar (bagi Bunda yang sering nonton drakor kisah kerajaan, kira-kira mirip seperti itu).
2. Simbol Status Sosial
Di masanya, pakaian ini hanya dipakai oleh kaum perempuan keturunan bangsawan atau kalangan atas saja. Dengan kata lain, cheongsam merupakan simbol status sosial seseorang.
Pada tahun 1920 cheongsam mulai dikenakan oleh banyak perempuan di seluruh daratan China dari berbagai strata sosial. Dan oleh pengaruh budaya Barat pula cheongsam mengalami banyak perubahan.
Di awal tahun 1950, saat komunis menguasai China, peminat cheongsam mulai berkurang. Namun di akhir 1950an, ketika imigran Shanghai datang ke Hongkong, mereka memopulerkan kembali pakaian itu di sana.
Di Hongkong, cheongsam dipadupadankan dengan outwear seperti jaket atau cardigan. Adalah Nancy Kwan, salah satu tokoh perempuan “simbol seks China di era 60an” yang ikut mempopulerkannya. Ia mengenakan cheongsam saat berperan dalam film The World of Suzie Wong (1959).
3. Berubah dengan Mempertahankan Ciri Khas
Seiring perjalanan waktu, cheongsam mengalami banyak perubahan. Perubahan yang paling kentara adalah modelnya yang tak lagi lebar, melainkan pas di badan mengikuti lekuk tubuh si pemakai.
Ini juga yang menjadi daya tarik cheongsam, selalu berhasil membuat si pemakainya merasa seksi dan menarik.
Pola cheongsam banyak diaplikasikan pada berbagai jenis busana, mulai dari busana formil, gaun pernikahan, seragam pramugari, hotel, juga restoran.
5. Makna Motif atau Corak Cheongsam
Meski model cheongsam banyak mengalami perubahan, tetapi ada beberapa hal yang tetap dipertahankan, yaitu model kerah, kancing, warna, dan ornamen motif cheongsam.
Ada beberapa jenis bunga yang selalu dipakai pada cheongsam, yakni bunga peoni yang merupakan bunga nasional bangsa China, teratai, dan krisan. Motif lainnya ada ikan, burung, dan naga.
Pada bunga, peoni melambangkan kekayaan dan kesejahteraan, teratai melambangkan pengorbanan yang sakral, dan krisan melambangkan umur panjang.
Sedangkan burung bermakna kecantikan, kemurnian, serta posisi kelas sosial si pemakainya. Ikan melambangkan kesejahteraan, dan naga berarti kekuatan.
Menyoal warna, budaya China dekat sekali dengan warna merah. Masyarakat Tionghoa percaya, merah membawa keberuntungan, kesenangan, keberhasilan, dan pembawa nasib baik.
Warna api ini diharapkan menjadi warna pembawa kebahagiaan. Namun kini, warna cheongsam sudah sangat beragam, mengikuti selera si pemakainya.
5. Sejarah Baju Changshan
Pasangan cheongsam adalah changshan, busana tradisional laki-laki etnis Tionghoa. Kata changshan berasal dari Piyin Changshan yang berarti baju panjang yang merupakan salah satu pakaian resmi kaum laki-laki bangsawan China di abad ke-17 hingga ke-20.
Dulu, jika laki-laki kalangan kelas atas tidak mengenakan pakaian ini mereka akan dihukum. Peraturan ini baru ditiadakan setelah pemerintahan Dinasti Qing runtuh.
Sama seperti cheongsam, saat ini changshan juga telah banyak mengalami perubahan.