Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

smpn 3 parepare
Potongan gambar surat pernyataan guru SMPN 3 Parepare yang tersebar di media sosial. (Foto: Istimewa)

20 Pernyataaan Guru SMPN 3 Parepare, Tolak Kelanjutan Kepemimpinan Kepsek



Berita Baru, Parepare – Polemik guru SMPN 3 Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), terus berlanjut hingga tersebarnya surat pernyataan.

Sebelumnya, guru di sekolah tersebut memperlihatkan histeris menangis. Tak hanya itu, para siswanya melihat kejadian itu.

Video saat ini telah menjadi sorotan netizen di media sosial, setelah di unggah akun Instagram @parepareinformasi, Jumat (12/5/2023).

Dalam rekaman video tersebut, memperlihatkan guru histeris menangis, diduga cekcok dengan Kepala SMPN 3 Parepare, Hartono.

Tak hanya sampai disitu, tersebar pula surat pernyataan para guru menolak kelanjutan kepemimpan Hartono di SMPN 3 Parepare.

Berikut 20 poin surat pernyataan guru SMPN 3 Parepare yang menolak kelanjutan kepemimpinan Hartono.

“Kami yang bertanda tangan di bawah ini (daftar nama terlampir), menyatakan menolak kelanjutan kepemimpinan

Nama Jabatan Hartono, S.Pd. M.Pd. Kepala UPTD SMPN 3 Parepare. Dengan alasan;

  1. Tidak memperlihatkan sikap sebagai pimpinan yang baik dengan selalu mengeluarkan kata-kata kasar, sering marah marah dan teriak teriak memaki guru menggunakan mikropon yang terdengar sampai luar sekolah sehingga guru tidak nyaman dan tertekan berada di sekolah
  2. Ada ketidaksehatan dalam pengelolaan keuangan di sekolah. Dana ditempatkan bukan pada posnya
  3. Tidak menghargai pendapat orang lain, setiap guru berpendapat di rapat langsung di potong padahal pembicaraan belum selesai, dan selalu merasa pendapatnya yang paling benar
  4. Melakukan pembiaran terhadap fasilitas sekolah yang rusak (pintu mushollah, pintu kelas, pagar, pintu WC)
  5. Tidak menghargai keputusan rapat pembagian tugas guru yang dilaksanakan pada saat libur akhir semester 1, dengan memerintahkan guru untuk menukar kelas yang diampu padahal semua perangkat pembelajaran guru sudah selesai di tanda tangani kepala sekolah dan selama 1-2 minggu semua guru sudah melaksanakan tugas mengajar di kelasnya masing-masing
  6. Tidak memanusiakan bawahan dengan menyia-nyiakan 12 jam pelajaran dimana menugaskan Satu orang untuk rangkap jabatan kepala perpustakaan dan wakasek humas, padahal notabene beberapa guru harus mengambil jam di sekolah lain.
  7. Terlalu sering menyakiti perasaan bawahan yang lemah dengan menyindir dan berkata kasar di dalam rapat.
  8. Tidak segan memukul dan menendang siswa di depan guru dan siswa yang lain, kadang kadang bukan hanya dengan tangan kosong tetapi menggunakan mikropon
  9. Tidak ada empati terhadap guru gurunya yang sedang sakit, jangankan menjenguk menanyakan kabar saja tidak pernah. Bahkan jika ada guru yang meminta izin lewat pesan wa untuk tidak kesekolah karena sakit, malah di absen ditulis izin, kadang kadang wa itu dibalas dengan foto buku izin
  10. Memutuskan silaturahmi dengan beberapa bawahan dengan cara memblokir tanpa alasan yang jelas.
  11. Gaya kepemimpinan otoriter, kasar dalam bertutur kata, dan bersikap arogan serta angkuh dengan jabatan yang dimiliki.
  12. Mengintrupsi proses pembelajaran pada kegiatan supervisi yang dilakukan oleh guru di depan siswa. Hal ini menjatuhkan martabat dan citra sebagai guru di depan siswa. 13. Sering mengeluarkan diksi pengancaman untuk memutasikan bawahan.
  13. Mempersulit proses tanda tangan sehingga menimbulkan trauma bagi setiap bawahan yang ingin meminta tanda tangan. Hal ini mengakibatkan bawahan menunda kenaikan pangkat.
  14. Menerima/mengangkat guru dan pegawai tanpa melakukan koordinasi/meminta pendapat dan saran dari bawahan.
  15. Menjatuhkan mental bawahan di depan umum.
  16. Terlalu sering rapat (kadang 3x seminggu) tanpa mempertimbangkan efesiensi dan urgensi pembahasan. Sering mengorbankan waktu belajar siswa dan waktu libur guru
  17. Dalam kegiatan rapat apabila ada bawahan yang mengemukakan pendapatnya, maka dianggap sebagai pembangkang dan lawan.
  18. Apabila memperingati hari perayaan tertentu bawahan yang tidak melakukan/menuruti keinginannya maka berdampak pada absen yang di silang.
  19. Ada satu guru dan satu pegawai yang sudah lama mengabdi di SMPN 3 Parepare menggunakan SK kepala sekolah. Justru berhenti mengabdi saat SK Hondanya keluar karena tidak sanggup diminta membayar upeti atau ucapan terima kasih atas pengurusan SK Hondanya.