Ratusan Peserta Didik Ramaikan Festival Aksara Lontara di Parepare
Parepare – Penghujung tahun 2022 program serambi budaya Dompet Dhuafa melalui Platform Aksara Bugis menyelenggarakan Festival Aksara Lontara.
Kegiatan itu berlangsung pada 17-19 Desember 2022 bertempat di Balai Ainun Habibie, Kota Parepare.
Festival Aksara Lontara megusung tema “Satu Budaya, Satu Bahasa” yang berarti kerekatan antara bahasa dan budaya adalah sesuatu yang tak dapat berdiri sendiri.
Meskipun ada banyak suku dan bahasa di Sulawesi Selatan, suku bugis menjadi fokus program karena komunitasnya merupakan yang paling besar di antara suku-suku yang ada di wilayah Sulawesi Selatan.
Penutur bahasa dan aksara bugis menurut sebuah survei yang dilakukan untuk pemuda usia pelajar dan mahasiswa, menyebutkan adanya penurunan daya ingat mereka terhadap baca tulis aksara Lontara.
Hal tersebut yang mendorong Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan merancang dan melaksanakan program yang bertalian dengan pelestarian aksara Lontara diantaranya program Sikola Lontara, Prakarya Kaligrafi Lontara dan Lomba-lomba.
Program Aksara Lontara dimulai pada bulan Februari 2022 dengan mengadakan Sikola Lontara selama empat bulan, hasil akhirnya adalah para peserta mampu menghasilkan tulisan Lontara Kutika yang berisikan tentang hari-hari baik yang mengikuti hitungan kalender tahun hijriyah.
Kemudian program dilanjutan dengan kolaborasi bersama Sekolah Menengah Pertama pada kelas Prakarya Kaligrafi Lontara, sebanyak 326 karya dari peserta kaligrafi Lontara berhasil kami kumpulkan dari berbagai siswa dari sekolah berbeda dan di pamerkan pada Festival Aksara Lontara.
Pada rangkaian kegiatan dibuka oleh penampilan Tari Jeppeng oleh Sanggar Melati Parepare, kemudian sambutan dari Syahrani Said selaku Ketua pelaksana.
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulsel Rahmat, dalam sambutannya beliau menuturkan, Dompet Dhuafa mengadakan program kebudayaan karena dinilai bahwa budaya adalah kekayaan ummat yang tak ternilai.
“Melalui aksara Lontara lah pemuka agama terdahulu melakukan syiar islam secara meluas,” ujar Rahmat.
Sementara, dalam sambutannya mewakili Wali Kota Parepare Taufan Pawe, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parepare, Arifuddin Idris memberikan apresiasi ke program Aksara Lontara yang sangat mendukung sejumlah program pemerintah.
“Festival Aksara Lontara ini sebagai momentum dalam model pembelajaran yang menyenangkan, seperti melalui pendekatan kaligrafi untuk peserta didik, tak hanya duduk diam dan mendengarkan guru mata pelajaran yang sangat pedagogi,” jelasnya.
Sebanyak 80 orang tamu undangan turut hadir, mereka semua terdiri dari kepala sekolah dan guru yang tergabung dalam Ikatan Guru Bahasa Daerah (IGBD), mahasiswa dan pelajar.
Dalam kegiatan tersebut diadakan lomba mewarnai tingkat TK/PAUD se-kota Parepare bersamaan dengan lomba cipta baca puisi tingkat sekolah dasar (SD).
Dan juga ada lomba baca puisi tingkat SMP, menyanyi solo lagu daerah, lomba menukis cerita berbahasa bugis dan diaog kebudayaan bertema “Revitalisasi Aksara Lontara Melalui Pendekatan Seni”.
Festival Aksara Lontara menggandeng kolaborator IGBD dan turut juga berkolaborasi dengan Interaksi Book, Kolabook, Sanggar Melati dan Animasi IAIN.
Kegiatan ini diharapkan mampu memantik banyak pihak untuk berkolaborasi dan turut menjadi pelaku pelestari bahasa dan aksara bugis secara kongkrit. (rls)