
Laga PSM Makassar vs Bali United Dimulai dengan One Minute Silence Kenang Legenda Abdi Tunggal
Berita Baru, Parepare – Laga PSM Makassar vs Bali United akan dimulai dengan one minute silence untuk mengenang dan mendoakan berpulangnya legenda PSM Makassar Abdi Tunggal.
Tak hanya itu, dalam laga itu Skuad Juku Eja juga akan menggunakan pita hitam di lengan sebagai simbol duka cita.
Laga PSM Makassar vs Bali United pada pekan ke 30 akan berlangsung di Stadion BJ Habibie, Kota Parepare, Jumat (25/4/2025) pukul 20.00 Wita.
Media Officer PSM Makassar Sulaiman Abdul Karim mengatakan telah melaporkan ke Liga Indonesia Baru (LIB) terkait one minute silence sebelum kick off babak pertama PSM Makassar vs Bali United.
“Kita sudah laporkan ke LIB melalui match koordination meeting, bahwa sebelum kick off nanti akan ada one minute silence untuk mengenang berpulangnya legenda PSM dan mantan pemain timnas, Abdi Tunggal,” kata pria yang akrab disapa Sule, Jumat (25/4/2025).
Sule mengungkapkan para pemain PSM Makassar juga akan mengenakan pita hitam di lengan selama pertandingan.
Hal itu sebagai simbol duka cita mendalam atas berpulangnya legenda PSM, Abdi Tunggal.
“Tadi juga sudah disepakati pemain akan menggunakan pita hitam di lengan, sebagai simbol duka cita mendalam,” ungkapnya.
Diketahui, legenda PSM Makassar, Abdi Tunggal meninggal dunia pada Rabu (23/4/2025).
Berpulangnya Abdi Tunggal meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar PSM Makassar, rekan-rekan seangkatannya, serta para pecinta sepak bola Indonesia.
Abdi Tunggal dikenal sebagai sosok penting dalam sejarah panjang PSM Makassar dan juga tim nasional Indonesia.
Pria yang bermain di posisi penyerang itu bermain untuk PSM Makassar sejak era 1970-an hingga 1980-an dan menjadi langganan Timnas Indonesia dari tahun 1974 hingga 1977.
Ia memutuskan pensiun atau gantung sepatu pada tahun 1986 saat berusia 34 tahun.
Meski begitu, Abdi tak pernah benar-benar meninggalkan dunia sepak bola.
Setelah pensiun, ia melanjutkan kiprahnya sebagai pelatih PSM junior dan sempat mengantar tim muda Juku Eja menjadi runner-up dalam turnamen Habibie Cup.
Puncak kontribusinya untuk klub terjadi saat ia dipercaya menjadi penasehat PSM Makassar dari tahun 2009 hingga 2015.
Dalam periode tersebut, ia bekerja sama dengan enam pelatih kepala, termasuk Hanafing, Robert Alberts, Petar Segrt, Jorg Steinburnner, dan Rudi Keltjes.
Prestasi terbaik Abdi sebagai penasehat tim tercatat pada musim 2011, saat PSM Makassar tampil di Liga Primer Indonesia (LPI) sebelum kedatangan Robert Alberts.