Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

inflasi parepare
Pedagang Pasar Lakessi sedang mengeluhkan pembeli sepi selama naiknya harga cabai. (Foto: Beritabaru.co Sulsel)

Inflasi Parepare 2,52 Persen November 2023, Dipicu Lonjakan Harga Cabai



Berita Baru, ParepareBadan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Parepare mengalami penurunan.

Data yang dirilis BPS Parepare, inflasi year on year (yoy) Parepare bulan November 2023 tercatat 2,52 persen.

Sedangkan inflasi month to month (November 2023 terhadap Oktober 2023) tercatat 0,08 persen.

“Inflasi yoy bulan November 2023 di Parepare tercatat sebesar 2,52 persen,” jelasnya, Kepala BPS Parepare Suparno Pani, saat dihubungi Beritabaru.co Sulsel, pada Selasa (5/12/2023).

“Angka ini lebih rendah dibanding inflasi bulan Oktober 2023 sebesar 2,65 persen,” tambahnya.

Capaian ini kian mengesankan, pasalnya inflasi di Parepare lebih rendah dibandingkan dengan inflasi provinsi dan nasional pada priode bulan November 2023.

Inflasi year on year (yoy) bulan November 2023 Parepare sebesar 2,52 persen.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi provinsi SUlsel di angka 2,79 persen. Sedangkan inflasi nasional berada di angka 2,86 persen.

“Inflasi yoy bulan November 2023 sebesar 2,52 persen lebih rendah dibandingkan inflasi provinsi 2,79 dan nasional 2,86 persen,” ungkapnya.

Suparno menyebut, inflasi di Parepare dipicu dengan lonjakan harga cabai rawit dan cabai merah masing-masing mencapai 0,248 persen dan 0,1151 persen.

“Komoditas penyumbang utama andil inflasi month to month adalah cabai rawit 0,248 persen, cabai merah 0,1151 persen dan tomat 0,0786 persen,” paparnya.

“Sedangkan untuk yoy komoditas penyumpang andil inflasi beras sebesar 1,185 persen,” tambah Kepala BPS Parepare.

Suparno menjelaskan andil inflasi sudah menurun dibandingkan bulan Oktober 2023 dan mengalami kenaikan cabai rawit dan cabai merah.

Dia menjelaskan kenaikan harga cabai karena efek dari kemarau panjang yang membuat petani lebih susah menanam karena kurang air diwilayah pelosok.

“Bulan November beras mengalami penurunan karena beberapa wilayah sudah panen. Namun, cabai rawit, cabai merah dan tomat mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi,” bebernya.

“Hal ini karena terjadi kemarau yang panjang membuat petani lebih susah bertani, karena kurang air di wilayah pemasok,” pungkasnya.