
Gelar Workshop TJSL 2025, Jasa Raharja Perkuat Transformasi Program Sosial Berbasis Shared Value
Berita Baru, Jakarta – PT Jasa Raharja menggelar Workshop Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) 2025.
Acara itu digelar di Kantor Pusat Jasa Raharja, Jakarta, Senin (23/6/2025).
TJSL ini telah menjadi forum strategis untuk penguatan pemahaman dan implementasi yang diarahkan dengan sejalan nilai keberlanjutan dan kontribusi bisnis, sesuai dengan arahan Kementerian BUMN.
Workshop yang mengangkat tema ‘Building Bridges: Integrating Sustainability, Strengthening Business’ dihadiri oleh perwakilan tim TJSL dari seluruh Kantor Wilayah Jasa Raharja.
Para peserta diajak untuk melihat lebih jauh program TJSL yang tidak lagi sebatas aktivitas filantropi, tetapi menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi perusahaan.
Direktur Operasional Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana menegaskan pentingnya transformasi pendekatan TJSL yang dilakukan oleh perusahaan.
“Kegiatan ini sangat penting bukan hanya sebagai pembelajaran, tetapi juga menjadi titik tolak dalam memperkuat transformasi, cara pandang, dan praktik TJSL di Jasa Raharja,” kata Dewi Aryani.
“Jasa Raharja memiliki tanggung jawab tidak hanya dalam memberikan perlindungan asuransi kecelakaan kepada masyarakat, juga menjawab kebutuhan sosial secara luas melalui program-program TJSL,” tambahnya.
Dewi juga menekankan pendekatan TJSL kini mengacu pada prinsip Creating Shared Value (CSV), yaitu menciptakan nilai bersama yang berdampak positif baik bagi masyarakat maupun bagi perusahaan secara langsung dan terukur.
Hal tersebut, lanjut Dewi, dilakukan dengan menyelaraskan program TJSL dengan direktorat operasional agar hasilnya bisa memperkuat efektivitas layanan, kesadaran publik terhadap keselamatan, dan citra perusahaan sebagai pelindung masyarakat.
Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Kementerian BUMN, Edi Eko Cahyono menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan workshop ini.
“Kami menyampaikan apresiasi atas upaya yang dilakukan oleh Jasa Raharja pada pagi hari ini,” jelasnya.
“Bagaimana kita berkoordinasi, menyatukan semangat untuk mencapai apa yang kita strategikan dalam jangka waktu satu tahun ke depan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Edi berharap program TJSL di Jasa Raharja dapat dilihat oleh pihak eksternal sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap masyarakat dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
“Jasa Raharja ini bukan sekadar korporasi yang ada profit forward looking yang bisa disajikan, tapi juga berkontribusi terhadap masyarakat serta nilai-nilai yang disepakati bersama oleh masyarakat dunia, yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujarnya menambahkan.
Dalam sesi materi, para peserta dibekali dengan pemahaman tentang konsep Sustainable Development Goals (SDGs), CSV, dan Roadmap Sustainability and Operational Impact (RSOI) yang disampaikan oleh Al Mujizat dari Shared Value Indonesia.
Kemudian di sesi Focus Group Discussion (FGD) mengenai pembahasan program kerja TJSL Jasa Raharja yang dipandu oleh Al Mujizat, serta sesi implementasi TJSL dan Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK) oleh Khawarid Pasaribu, Kepala Urusan TJSL Jasa Raharja.
Saat menutup acara, Plt Direktur Utama Jasa Raharja Rubi Handojo menekankan pentingnya keberlanjutan dan integrasi dalam setiap transformasi yang dilakukan perusahaan.
Seluruh inisiatif TJSL, lanjut Rubi, perlu disinkronkan dengan misi perusahaan agar setiap program yang dijalankan benar-benar berkontribusi pada tujuan strategis Jasa Raharja.
“Arahan untuk Jasa Raharja, tetap tidak disamakan dengan asuransi umum, tetap perlu ada asuransi seperti Jasa Raharja yang lebih banyak muatan ataupun penugasan sosial,” paparnya.
“Walau asuransi sosial, kita tetap harus hitung karena tidak ada tempatnya untuk organisasi yang rugi dan membebani keuangan negara. Minimal harus mandiri sehingga kita bisa membiayai operasional kita dan terus menjalani tugas menyantuni korban kecelakaan, sambil kita memperbaiki dan mentransformasi diri,” kata Rubi.
Ia juga menambahkan bahwa transformasi yang dilakukan ini tidak pernah berhenti.
“Kita harus menjaga dan memastikan bahwa kita bisa terus bertransformasi memberikan layanan sebaik-baiknya dan bisa mengelola penerimaan sebaik-baiknya sehingga bisa menjamin perusahaan ini akan sustain ke depan,” tutupnya.