Workshop HIPMI Parepare, Limbah Ampas Kopi Bisa Jadi Bahan Olahan
Berita Baru, Parepare – Meningkatnya jumlah kedai hingga warkop di Kota Parepare yang menyajikan minuman olahan kopi.
Tanpa disadari, hal itu tidak berbanding lurus dengan jumlah limbah ampas kopi yang dihasilkan setiap pembuatan minuman berbahan dasar kopi tersebut.
BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Parepare Bidang V Kemaritiman, Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup, merespon situasi dengan menghadirkan program Workshop Pengolahan Limbah Ampas Kopi.
Kegiatan berlangsung di Sahabat Jamur, di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kelurahan Bukit Indah, Kecamatan Ujung, Kota Parepare.
Workshop pengolahan limbah ampas kopi itu diikuti sebanyak 12 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, staf pemerintahan dan sejumlah mitra cafe.
Fasilitator workshop pengolahan limbah ampas kopi, Eka Besse Wulandari mengatakan harus mengenal pentingnya sabun olahan ayau home made untuk lingkungan.
“Tentu hal ini sangat baik untuk diri kita sendiri terutama bagi yang memiliki masalah dengan kulit sensitif,” jelasnya.
“Alhamdulillah dari workshop ini kita menghasilkan produk berupa sabun mandi dengab lulur hasil dari buatan peserta. Keduanya dibuat dengan cara sederhana dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan,” lanjutnya.
Dia juga menjelaskan produk lulur yang dibuatnya bersama peserta bisa langsung digunakan, namun untuk sabun mandi butuh waktu selama dua minggu lamanya untuk siap digunakan.
“Karena pada proses tersebut masih terjadi pematangan reaksi bahan-bahan yang digunakan. Mendiamkan selama dua minggu bertujuan untuk menghilangkan efek samping dari reaksi pencampuran bahan-bahan tersebut,” ucap Eka Besse Wulandari.
Setelah mengikuti workshop, peserta memaparkan rencana tindak lanjut sebagai untuk membangun usaha sesuai peluang yang ada.
Sedangkan Ketua Bidang V BPC HIPMI Parepare, Syahrani Said menjelaskan workshop pengolahan limbah ampas kopi untuk memanfaatkannya untuk dijadikan sebagai produk yang bisa digunakan untuk perawatan kulit.
“Sehari sebelumnya terlabih dahulu dilakukan focus group discussion (FGD) agar program ini mampu melahirkan unit usaha baru yang berbasis social-preneur agsr bisa terwujud,” jelasnya, Ahad (13/11/2022).
“Sehingga di rasa perlu menyamakan pandangan bersama 1w peserta sebelum memasuki tahapan workshop,” sambung Syahrani Said.
Dia juga menyebut peserta dari workshop pengolahan limbah ampas kopi diikuti berbagai kalangan dengan sejumlah mitra cafe yang ada di Parepare.
Syahrani Said juga juga mengatakan programnya itu bersifat berkelanjutan untuk melahirkan pengusaha baru untuk intervensi lingkungan seperti limbah ampas kopi ini.
“Kemudian kami melakukan pendampingan pada kelompok yang terbentuk. Sehingga manfaat dan tujuan dari program ini benar-benar sesuai dengan harapan,” jelasnya.
“Kami di BPC HIPMI Parepare siap memberi dukungan semaksimal mungkin agar program ini tidak berhenti sampai disini saja,” tutupnya.