Taufan Pawe Ingin Gandeng Balai Pompengan untuk Keruk 2 Sungai Agar Terhindar dari Banjir
Berita Baru, Parepare – Banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Kota Parepare, Rabu (1/2/2023) malam lalu, mengakibatkan ratusan warga terdampak.
Tak hanya itu, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parepare per 3 Februari, mencatat 13 rumah hayut, 3 orang meninggal dan ratusan rumah rusak akibat bencana alam tersebut.
Saat melakukan peninjauan kerusakan banjir, Wali Kota Parepare, Taufan Pawe mengatakan, dua sungai yang memberikan dampak besar jika hujan dengan intensitas tinggi.
“Yang sangat memberi kontribusi besar yaitu aliran sungai Salo Karajae dan Jawi-jawi,” bebernya, Minggu (5/2/2023).
Taufan Pawe mengatakan kedua sungai itu akan membelah Parepare karena akibat adanya kerusakan lingkungan di daerah hulu.
“Dua sungai ini akan membelah Kota Parepare. Kalau mau kita jujur bukan hanya faktor kedua aliran sungai itu namun ada juga faktor kerusakan lingkungan di daerah atas,” ujarnya.
Dia berharap pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan untuk membantu mengeruk kedua sungai tersebut.
“Kita perlu melakukan pengerukan sebab tinggi sedimen itu sampai 10 meter. Tentu ini perlu koordinasi ke Pemprov Suls dan Balai Pompengan,” jelasnya.
Wali Kota Parepare dua priode itu mengatakan perlu dilakukan penguatan kedua sisi aliran sungai terutama yang berdekatan permukiman masyarakat agar banjir tidak langsung meluap.
“Perlu ada semacam penguatan di sisi sungai. Semacam tembok atau tiang penahan sehingga saat banjir datang tidak masuk ke rumah warga,” imbuhnya.
Sebelumnya, berdasarkan data terakhir yang dirilis BPBD Parepare, jumlah warga terdampak sebanyak 5.413 orang.
Jumlah tersebut berasal dari 14 kelurahan yang ada di empat kecamatan terdampak banjir.
Salah satu daerah terparah berada di Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung dengan jumlah warga terdampak 629 Kepala Keluarga (KK).