Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

parepare
Penampakan kondisi job fair di Islamic Center Parepare tampak ramai pada umumnya. (Foto: Beritabaru.co Sulsel)

Pencari Kerja di Parepare Tagih Janji Wapres Gibran soal 19 Juta Lapangan Pekerjaan: Kami Sangat Butuh



Berita Baru, Parepare – Aisyah (23), salah satu pencari kerja yang menghadiri bursa kerja (job fair) di Islamic Center, yang digelar Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulawesi Selatan (Sulsel) tak segan menyuarakan kritik sekaligus harapannya kepada pemerintah mengenai ketersediaan lapangan pekerjaan.

Perempuan lulusan IAIN Parepare menagih janji Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka yang menjanjikan akan membuka 19 juta lapangan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia.

“Sebenarnya itu yang ditunggu-tunggu dari janjinya Wapres, yang 19 juta lapangan pekerjaan terbuka,” kata Aisyah saat ditemui di Islamic Center, Minggu (27/7/2025).

Sebagai seorang fresh graduate, Aisyah mengaku datang bukan langsung melamar kerja.

Namun, dirinya ingin memahami persyaratan lowongan kerja yang tersedia bagi lulusan baru.

“Saya datang kesini (job fair) untuk melihat-lihat lowongan pekerjaan untuk tahun-tahun mendatang seperi saya ini untuk lulusan baru,” ucapnya.

Aisyah mengungkapkan merasa pesimis datang ke job fair. Menurutnya, kebanyakan lowongan pekerjaan ke luar negeri.

Pasalnya, perusahaan yang menawarkan lowongan itu kuotanya sedikit dan pelamar banyak sekali.

“Setelah tadi tanya-tanya ke beberapa perusahaan, ada yang buka cuma lebih banyak pekerjaan keluar negeri,” ungkapnya.

“Pesimis, karena lowongan pekerjaan yang tersedia tidak cukup. Seperti tadi infonya Alfamart itu hanya menerima dua orang saja, sedangkan pendaftar lebih 40 orang,” tambahnya.

Meski demikian, Aisyah tetap melontarkan kritiknya syarat pengalaman kerja minimal yang masih menjadi kendala utamanya sebagai lulusan baru.

Ia menilai perusahaan seharusnya mulai mempertimbangkan pengalaman organisasi selama kuliah sebagai bentuk kesiapan kerja.

“Kalau saya yang bikin janggal sampai saat ini harus ada minimal pengalaman kerja. Bagaimana kita bisa dapat pengalaman sedangkan kita belum bekerja? ‘minimal pengalam satu tahun’, ‘minimal dua-tiga tahun’. Kalau kita sebagai lulusan baru bagaimana?” ujarnya.

Aisyah meminta pemerintah dan perusahaan untuk bisa memberi ruang untuk generasi muda untuk menunjukkan kemampuan mereka tanpa langsung terpengaruh dengan stereotip Gen Z.

“Saya berharap agar perusahaan kasi kami kesempatan, terutama bagi lulusan baru seperti kami-kami ini untuk menunjukkan skill sama pengetahuan kami,” tutupnya.