Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

odha
Ilustrasi Odha.

Opini: Peran Strategis Jurnalis dalam Pemenuhan Hak Asasi Manusia bagi ODHA



Berita Baru – Dinamika isu kesehatan dan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih menjadi kelompok yang rentan terhadap diskriminasi, stigma, dan pelanggaran hak.

Di tengah perjuangan mereka untuk hidup layak dan setara, media memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini publik dan mendorong perubahan sosial.

Di sinilah posisi strategis jurnalis menjadi krusial—bukan hanya sebagai penyampai berita, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam memperjuangkan pemenuhan hak asasi manusia bagi ODHA.

Sebagai jurnalis, tanggung jawab tidak sebatas pada penyajian fakta, tetapi juga pada cara menyampaikan fakta tersebut.

Dalam konteks ODHA, banyak pemberitaan yang secara tidak sadar memperkuat stigma dan ketakutan, seperti penggunaan istilah yang keliru, penyebutan identitas pribadi, atau framing yang sensasional.

Karena itu, strategi jurnalis dalam mendukung pemenuhan HAM ODHA harus mencakup pendekatan yang etis, empatik, dan berperspektif hak asasi manusia.

  1. Mengedepankan Etika Jurnalistik dan Perlindungan Identitas

Langkah pertama adalah memastikan bahwa setiap pemberitaan tentang ODHA mengikuti prinsip-prinsip etika jurnalistik. Identitas ODHA harus dilindungi kecuali jika ada persetujuan eksplisit, dan informasi yang disampaikan harus menghindari stigma.

Penggunaan istilah seperti “pengidap” atau “penderita” HIV sudah seharusnya ditinggalkan, diganti dengan “Orang dengan HIV” untuk menegaskan bahwa mereka adalah individu utuh, bukan sekadar penyakitnya.

  1. Meningkatkan Literasi Publik melalui Pemberitaan yang Mencerahkan

Jurnalis memiliki kekuatan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat melalui pemberitaan yang edukatif.

Artikel, liputan khusus, atau program feature yang menjelaskan realitas ODHA secara komprehensif dapat membantu melawan mitos dan ketakutan yang tidak berdasar. Misalnya, menjelaskan bagaimana HIV tidak menular melalui sentuhan biasa, atau menggambarkan kisah perjuangan ODHA yang tetap produktif dan mandiri.

Dengan menyajikan narasi yang manusiawi, jurnalis dapat membantu memindahkan fokus publik dari ketakutan ke empati—dari stigma ke solidaritas.

  1. Menjadi Jembatan Suara Komunitas ODHA

Media harus menjadi ruang bagi ODHA untuk bersuara. Memberikan ruang bagi komunitas ODHA menyampaikan pendapat, pengalaman, dan aspirasi mereka akan memperkuat posisi mereka dalam diskursus publik. Ini adalah bentuk keberpihakan yang adil, bukan karena ODHA “lemah,” tapi karena mereka telah lama disingkirkan dari ruang dialog.

Peliputan berbasis komunitas (community-based journalism) adalah salah satu strategi yang bisa diterapkan. Alih-alih hanya melaporkan “tentang” ODHA, jurnalis dapat melaporkan “bersama” mereka—mengangkat kisah dari sudut pandang mereka sendiri.

  1. Mengawasi dan Mengkritisi Kebijakan Publik

Fungsi kontrol sosial media juga sangat penting. Jurnalis perlu terus mengawasi apakah kebijakan pemerintah dalam penanganan HIV/AIDS berjalan efektif dan adil.

Misalnya, apakah distribusi obat ARV merata? Apakah ada layanan kesehatan yang menolak ODHA? Apakah program-program pemerintah mengakomodasi kebutuhan ODHA secara nyata?

Dengan menyuarakan pelanggaran atau kekosongan kebijakan, jurnalis mendorong negara untuk lebih bertanggung jawab dalam memenuhi hak-hak warga negaranya yang hidup dengan HIV.

  1. Kolaborasi dengan NGO dan Aktivis HAM

Jurnalis juga bisa memperkuat dampaknya dengan membangun jejaring bersama LSM, aktivis kesehatan, dan komunitas ODHA. Kolaborasi ini penting untuk mendapatkan informasi yang akurat, memperluas perspektif, dan menciptakan produk jurnalistik yang berdampak. Liputan kolaboratif lintas media bahkan dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan membawa perubahan di tingkat kebijakan.

Kesimpulan

Penulis menilai di era disrupsi informasi, jurnalis dituntut untuk lebih dari sekadar cepat. Ia harus cermat, berempati, dan berpihak pada kemanusiaan.

Isu HIV/AIDS, jurnalisme bukan hanya alat penyampai berita, tetapi juga jalan untuk keadilan.

Strategi jurnalis yang berperspektif HAM adalah bagian dari perjuangan kolektif untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, beradab, dan bebas dari diskriminasi. Dan bagi ODHA, media yang berpihak bisa menjadi harapan, sekaligus kekuatan untuk hidup bermartabat.