KM Bukit Siguntang Terbakar di Pelabuhan Parepare, Asap Tebal Sulitkan Damkar Padamkan Api
Berita Baru, Parepare – Kapal milik PT Pelni, KM Bukit Siguntang mengalami kebakaran saat hendak ingin sandar di dermaga Pelabuhan Nusantara Parepare, Sulawesi Selatan, Jumat (16/6/2023/ malam.
Asap tebal terlihat di atas dek 5 KM Bukit Siguntang setelah sandar di dermaga.
Penumpang yang panik berebutan untuk turun untuk menghindari asap tebal di atas kapal.
Salah satu penumpang KM Bukit Siguntang, Haerul mengatakan saat kapal ingin sandar di dermaga, ada bau kebakaran diatas.
Haerul menjelaskan setelah adanya bau kebakaran, muncul asap tebal di dek 3.
“Pas mau santar itu, ada bau-bau kebakaran dan muncul asap dari dek tiga. Kalau di dek 4 itu tidak terlalu tebal asapnya,” ungkapnya.
“Kalau informasi saya dapat dari sesama penumpang berasal dapur kapal,” katanya.
Personel Damkar Parepare berjibaku memadamkan api di atas kapal sekitar dua jam.
Kasi Pemeliharaan Peralatan Damkar Parepare, Fransiskus mengatakan pertama kali mendapatkan informasi sekitar pukul 20.30 Wita.
“Setelah mendapatkan informasi kami langsung menindaklanjuti bersama petugas yang jaga di posko damkar,” katanya, Sabtu (17/6/2023).
Dia mengatakan setibanya di depan terminal pelabuhan, agak sulit mask ke area dermaga karena bersamaan dengan penumpang yang berhamburan turun dari atas kapal.
Dan bahkan, Fransiskus menyebut harus mencari jalur lain untuk menembus ke lokasi kebakaran.
“Setelah tiba disini, bertepatan dengan penumpang turun, kami mencoba mengambil akses jalan lain untuk jalur evakuasi agar bisa menembus ke lokasi kebakaran,” katanya.
Dia mengatakan banyak kendala yang dihadapi saat ingin memadamkan api di atas kapal.
“Pertama itu penumpang berhamburan turun dari kapal, kemudian ruangan yang terbakar ini agak tertutup, jadi siklus udara yang masuk agak susah,” paparnya kepada media.
Hal itulah membuat Damkar sulit memadamkan api di dek 4 KM Bukit Siguntang.
Dirinya harus meroling tim damkar yang masuk ke area kebakaran untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan.
“Teman-teman ada ada beberapa yang mengalami sesak nafas. Kita harus memakai sistem roling atau bergantian masuk, setelah lima menit sampai 10 menit kita bergantian lagi,” ujarnya.
“Ini dilakukan agar teman-teman ini tidak mengalami cedera serius dalam sesak nafas akibat asap tebal,” sambung Fransiskus.
Fransiskus mengutarakan hasil pengamatan yang terbakar itu berasal dari dapur kapal.
“Sementara tim inavis masih proses menyelidiki, tapi yang kami Damkar dapatkan di TKP, oven di ruang dapur yang terbakar,” ungkapnya.