Inflasi Agustus 2024 Kota Parepare Tertinggi di Sulsel Tembus 2,22 Persen
Berita Baru, Parepare – Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengalami inflasi secara year on year (yoy) atau tahun ke tahun sebesar 2,22 persen pada Agustus 2024.
Parepare juga mengalami deflasi secara month to month (m-to-m) atau bulan ke bulan sebesar 0,16 persen.
Sedangkan inflasi tahun kalender priode Agustus 2024 sebesar 1,44 persen.
Angka inflasi yoy Kota Parepare ini merupakan tertinggi di Sulsel.
Angka tersebut di atas Sulsel berada di angka inflasi 1,77 persen dan nasional 2,12 persen.
Kepala BPS Parepare, Suparno Pani menjelaskan Parepare mengalami inflasi tertinggi di Sulsel diakibatkan adanya kenaikan harga yang diatur oleh pemerintah daerah.
Suparno menyebut kenaikan yang diatur pemerintah adalah tarif parkir hingga cabai rawit.
“Inflasi Parepare tertinggi di Sulsel diakibatkan adanya kenaikan administered prices kenaikan harga yang diatur oleh pemerintah dalam hal ini adalah pemerintah daerah,” jelas Suparno Pani, saat dihubungi, Kamis (5/9/2024).
“Kenaikan harga yang diatur pemerintah daerah yaitu kenaikan tarif parkir dan tarif rumah sakit, emas perhiasan, hasil produsen lainnya seperti beras, cabai rawit,” ungkap dia.
Kepala BPS itu menjelaskan Pemkot Parepare harus mendatangkan bahan produsen dari luar daerah penghasil.
Namun, kata dia, Parepare masih berada di posisi aman meski bukan daerah penghasil.
“Di mana Parepare bukan merupakan daerah produsen, sebagian kebutuhan masyarakat didatangkan dari luar Parepare,” jelas Suparno.
“Walaupun demikian angka kita masih berada diposisi antara 2,5 + – 1 yaitu antara 1,5 sampi dengan 3,5 ditahun 2024 sesuai dengan PMK Nomor 101/PMK 010/2021 tanggal 28 Juli 2021,” lanjut dia.
BPS Parepare mencatat andil komoditas yang dominan terhadap inflasi yoy Agustus 2024, di antaranya beras yang andil inflasi 0,71 persen, emas perhiasan 0,45 persen.
Lalu, tarif parkir andil inflasi 0,23 persen, nasi dengan lauk 0,21 persen, tarif rumah sakit 0,17 persen, ikan cakalang/ikan sisik 0,13 persen, sigaret kretek mesin (Skm) 0,12 persen.
Kemudian, cabai rawit andil inflasi 0,11 persen, ikan bakar 0,09 persen dan terakhir baksi siap santap 0,08 persen.