Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

umkm

Gelar FGD, Peneliti LPPM UMPAR Bahas Tantangan dan Kendala Utama UMKM Pemanfaatan Digital Finansial



Berita Baru, ParepareLembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Parepare (UMPAR), Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Forum Gruop Discussion (FGD).

FGD ini merupakan salah satu tahapan dari penelitian yang dilaksanakan oleh LPPM UMPAR melalui Pendanaan DPPM Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi dengan Tema ‘Tantangan dan Kendala Utama Pelaku UMKM Terhadap Pemanfaatan Digital Financial’.

Tema ini sendiri merupakan bagian dari fokus kajian penelitian yang dilakukan oleh Imran Rosadi, Abd. Azis, Misdayanti Sugiyono, dan Aji Abrar Nur Fitrah dengan judul “Transformasi Digital Financial Management Menuju Efisiensi dan Produktivitas UMKM”.

Kegiatan FGD yang dilakukan tersebut adalah bentuk penggalian informasi secara mendalam terhadap Tantangan dan Kendala yang dihadapi oleh para Pelaku UMKM dalam hal Pemanfaatan Financial Technologi (Fintech) sebagai sarana mendukung peningkatan Kinerja UMKM.

“Hasil wawancara dengan fasilitator dari Rumah BUMN PT. Telkom Parepare, yang gencar melakukan pembinaan terhadap sekitar 150 UMKM di Kota Parepare, diperoleh gambaran bahwa 70 persen pelaku UMKM saat ini dianggap telah mampu dan paham terhadap penggunaan salah satu media transaksi pembayaran yakni QRIS,” jelasnya.

Adapun untuk persoalan untuk persoalan inklusi keuangan dari pelaku UMKM di Kota parepare, menurut Imran yang menggali pertanyaan terhadap para pelaku UMKM tentang media dimana pembayaran melalui QRIS disalurkan, diperoleh pula gambaran bahwa rata-rata pelaku usaha masih dominan menggunakan Mobile Bangking Bank BRI sebagai sarananya.

Namun, lanjut dia, ada juga sejumlah lembaga perbankan yang juga digunakan sebagai Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BTN.

Penjelasan yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa tingkat Inkluasi Keuangan dari Pelaku UMKM di Parepare, dapat dianggap sudah sangat baik.

Sementara untuk dampak pemanfaatan QRIS sendiri menurut salah satu pelaku UMKM yang diwawancarai oleh Tim Peneliti LPPM UM Parepare sebelum FGD dilakukan, memperoleh penegasan bahwa dengan adanya QRIS ini memiliki dampak dan pengaruh sangat besar terhadap tingkat penjualan mereka.

“Sementara pada saat kegiatan FGD berlangsung, di mana ketika dipertanyakan kepada Pelaku UMKM yang belum menggunakan QRIS, ternyata salah satu alasan mendasarnya adalah adanya Biaya yang harus ditanggung oleh Pengguna dalam hal ini Pelaku UMKM,” ujarnya.

Mencermati permasalahan ini, Imran melihat tantangan dan kendala yang dihadapi oleh para pelaku UMKM terkait dengan persoalan penggunaan media transaksi berbasis digital.

“Sebagai wujud transformasi digital terletak pada tingkat Literasi Keuangan mereka yang masih perlu ditingkatkan,” tambahnya.

Hendra Wijaya selaku Fasilitator dari Rumah BUMN, menjelaskan bahwa Pemahaman inilah yang perlu diluruskan, sebab Biaya yang dimaksud sebenarnya berlaku untuk transaksi di atas Rp 5 juta.