Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

rsud andi makkasau
RSUD Andi Makkasau. (Foto: istimewa)

Dokter RSUD Andi Makkasau Ungkap Penyebab Kulit Pemuda Melepuh Karena Alergi Obat



Berita Baru, Parepare – RSUD Andi Makkasau Parepare memberikan penjelasan terkait kondisi pemuda bernama Hendra (20) yang diduga alami keracunan obat.

Hendra diduga keracunan obat dari Puskemas Lapadde, Kecamatan Ujung, Parepare.

Pihak RSUD Andi Makkasau Parepare menyebut Hendra hanya alergi obat.

“Bukan keracunan obat. Dari hasil pemeriksaan, kita simpulkan bahwa yang dialami pasien itu akibat reaksi alergi obat,” kata dokter spesialis kulit RSUD Andi Makkasau Parepare, dr Harfiah, Sabtu (27/7/2024).

“Istilahnya dari dunia kedokterannya Stevens Johnson Syndrome (SJS),” tambah dia.

Harfiah mengatakan kulit Hendra memang melepuh di daerah mata, bibir dan juga kelamin.

Dia menyebut gejala tersebut merupakan reaksi dari alergi obat yang diminum.

“SJS itu reaksi alergi obat termasuk dan itu sangat jarang terjadi,” jelas dia.

Dia menegaskan obat yang diberikan di puskesmas memang pilihan utama untuk penderita epilepsi.

Namun Hendra ternyata mengalami gejala yang tidak biasa sehingga dibawa ke RSUD Andi Makkasau.

“Diberikan regimen atau obat yang memang pilihan utama mereka yang menderita epilepsi,” lanjut dia.

Harfiah mengaku pihaknya juga sempat menanyakan terkait riwayat alergi obat ke pihak keluarga saat awal masuk ke RSUD Andi Makkasau.

Pihak keluarga menyebut Hendra tidak ada riwayat alergi obat.

“Saya tanyakan juga apakah ada riwayat alergi obat atau konsumsi obat sebelumnya,” ucap dia.

“Keluarganya sendiri mengatakan tidak ada alergi obat dan itu baru pertama kali diberikan kepada pasien,” ujar Harfiah menambahkan.

Dia mengakui dokter tidak bisa memprediksi pasien alergi obat atau tidak.

Sehingga dokter akan bertanya ke pasien saat diperiksa sebelum diresepkan obat.

“Kita (sebagai dokter) tidak memprediksi apakah pasien itu akan alergi, kecuali pasien ada riwayat alergi sebelumnya yang diberikan obat yang sama, itu yang salah,” tegasnya.

“Untuk mendeteksi alergi obat khusus untuk obat minum sampai sekarang belum ada tesnya kecuali pemberian antibiotik yang diberikan secara suntikan atau injeksi itu, akan dilakukan skin test ini adalah tes alergi,” lanjutnya.

Harfiah menambahkan kasus alergi obat sangat jarang dialami oleh pasien. Namun selama bertugas di RSUD Andi Makkasau dia telah menangani 5 pasien yang alergi obat.

“Untuk kasus ini, di RS Andi Makkasau ini selama saya bertugas di sini sudah ada lima kasus yang saya tangani seperti itu,” pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, Pemuda bernama Suhendra (20) di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), melepuh di kulitnya dan menimbulkan luka.

Kondisi itu dialami Suhendra setelah mengkomsumsi obat dari Puskesmas Lapadde, Kecamatan Ujung, Kota Parepare.

Pihak keluarga menduga, korban mengalami keracunan obat.

Kakak korban, Andi Aisyah Utami mengatakan, awalnya adiknya itu mengalami kejang-kejang, sehingga membawanya ke Puskesmas Lapadde.

Saat jalani perawatan, Aisyah menyebut pihak Puskesmas memberikan obat ke adiknya untuk di komsumsi di rumah.

“Itu diperiksa di Puskesmas, cuma ditensi dengan ditimbang. Terus dokter kasikan mi obat, begitu saja. Na konsumsi mi adekku hampir satu bulan,” kata Aisyah, Jumat (26/7/2024).

Ia menjelaskan setelah mengkonsumsi obat dari Puskesmas Lapadde itu, korban mengalami sakit mata, sakit tenggorokan dan muncul ruam hingga kulitnya melepuh.

“Awalnya itu sakit mata, sudah itu sakit lagi tenggorokannya, terus naik mi bintik-bintik merah dan hitam seperti terbakar. Kita lihat cukup parah jadi kami ke rumah sakit,” ucap dia.

Andi Aisyah mengungkapkan, saat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Andi Makassau Parepare, dokter mengindikasikan korban mengalami reaksi alergi obat.

Atas itu, pihak keluarga meminta pertanggung jawaban dari Puskesmas Lapadde atas kelalaiannya memberikan obat sehingga korban mengalami kondisi kulit terbakar.

“Sampai sekarang tidak ada pertanggungjawaban. Adekku ini masih terus kontrol bolak balik karena lukanya cukup parah,” ungkapnya.

“Tidak ada yang kami ingin salahkan di sini, cuma hanya minta tanggungjawab bagaimana seharusnya ini adekku dapat perawatan,” ujar Andi Aisyah.