Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

for revenge
For Revenge dan Elsa Japasal (Foto: Dok. Sony Music Entertainment Indonesia)

Awal 2025, for Revenge Luncurkan EP Gandeng Elsa Japasal dengan Tajuk “Sebelum Merayakan”



Berita Baru, Makassar – Grup musik rock alternatif asal Bandung, for Revenge di awal tahun 2025 merilis Extended Play (EP) yang berjudul “Sebelum Merayakan“.

Album tersebut direncanakan akan diluncurkan pada Sabtu, 18 Januari 2025, dengan total lima lagu.

Dengan rincian, tiga lagu versi akustik dari single mereka sebelumnya yang di album ini. Yakni, Sadrah, Penyangkalan, dan Semula.

Lagu tambahan, yakni Menunggu Giliran, yang akan menyatukan mereka dengan Elsa Japasal dan Kala Luka Berpesta yang akan berduet dengan Wira Nagara.

Sebelum Merayakan merupakan prolog menuju album kelima mereka ‘Perayaan Patah Hati – Babak 2’ yang akan dirilis setelahnya.

Sebab, ini merupakan album akustik for Revenge di awal tahun ini. Maka kelima track lagu yang aka memakai aransemen akustik, termasuk dua lagu barunya.

Tak hanya itu, dua lagu lainnya merupakan sebagai kolaborasi dengan penyanyi lainnya.

“Album ini sudah digarap sejak Oktober 2024 dan memakan waktu sekitar tiga bulan. Dengan konsep akustik dan kolaborasi, tantangan kami dalam mengerjakan Sebelum Merayakan adalah lebih ke usaha mencocokkkan karakter for Revenge dengan para kolaborator tersebut,” kata Boniex Noer, vokalis for Revenge, dalam siaran pers yang diterima, pada Jumat (17/1/2025).

“Tapi, selain itu, semua proses berjalan dengan lancar dan siap dinikmati para pencinta musik mulai 18 Januari mendatang,” tambahnya.

Salah satu track yang bisa dinikmati adalah Menunggu Giliran, kolaborasi mereka dengan Elsa Japasal Menurut Arief Ismail (gitaris).

Track ini juga masih terhubung dengan Sadrah dan Semula, karena merupakan bagian keempat dari tema besar “Stages of Grief (Tahapan Kesedihan).

“Lagu Menunggu Giliran masih memiliki keterkaitan dengan dua single kami sebelumnya yang kali ini mewakili fase Depression (Depresi), tahap saat seseorang kehilangan harapan karena kedukaan yang dialami,” jelasnya.

“Lewat lagu ini, kami menggambarkan kondisi tersebut melalui sudut pandang seseorang yang sedang berada di titik terendah, kehilangan arah, dan tidak tahu harus ke mana.”

“Pada akhirnya, di setiap baitnya, Menunggu Giliran seperti menuntun seseorang yang sedang berada di fase tersebut untuk menemukan apa yang tersisa dari suatu keterpurukan.”

Nuansa lagu Menunggu Giliran dirasa perlu melibatkan penyanyi perempuan, hingga terpilihlah Elsa Japasal atau Eca Aura sebagai kolaborator.

“Saat mengerjakan lagu ini untuk album Sebelum Merayakan, kami merasa bahwa lagu ini terlalu “kelam” dan perlu suara yang bisa membuatnya terdengar “menenangkan”.”

“Saat itu, kebetulan, kami pernah melihat dan mendengar Eca bernyanyi di beberapa kesempatan dan merasa bahwa karakter suaranya bisa memberikan warna lain di lagu ini. Ajakan kami untuk berkolaborasi ternyata juga disambut Eca,” jelasnya Boniex.

Tidak hanya karakter suara yang dirasa cocok untuk mengisi lagu ini, bagi for Revenge, Elsa Japasal juga memiliki bakat besar di bidang musik.

“Saat ini, Eca merupakan salah satu sosok yang sangat dikenal di generasi sekarang, namun belum banyak yang tahu kalau Eca juga memiliki potensi luar biasa dalam bermusik.”

“Sehingga kami berniat untuk menggali potensi tersebut dan mengenalkannya kepada masyarakat. Bagi for Revenge, berkolaborasi dengan penyanyi di luar genre kami menjadi tantangan tersendiri yang menarik untuk dicoba,” papar Boniex lagi.

Susunan tiga lagu lama versi akustik dan dua lagu baru tetap memiliki benang merah. Menurut Archims, ada pesan khusus yang ingin mereka sampaikan melalui EP ini.

“Intinya, kebahagiaan dan kesedihan selalu berjalan beriringan lewat lagu-lagu yang kami suguhkan. Keduanya adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,” tuutrnya Archims.

“Karena itu, kami berharap mini album akustik ini bisa diterima di telinga khalayak yang lebih luas lagi, sekaligus mengiringi proses kedukaan menuju terpulihkan, bagi siapapun yang mendengarkan,” tutup Archims.