Mappalette Bola dan Mallipa | Puisi-puisi Sultan Musa
Merajut Pesan Mappalette Bola
sekumpulan pria berpacu sama
pada hari sederhana penuh asa
lalu, terangkatlah Ale bola
suguhan kebersamaan yang tak reda
meski peluh membahana
sebagaimana tradisi memahatkan realitas
cerminan kebersamaan tak terlepas
adat Bugis terjaga lawas
warisan leluhur mewujud selaras
terdengar teriakan aba-aba
agar ketukan langkah dalam irama
simpul bambu terikat bernyawa
penyemangat bahu-membahu manusia
semilir sop ‘saudara’
aroma khas buatan para hawa
siap memanggil bila telah usai
….sebuah Bola berbentuk panggung telah berpindah….
bagai cita berteduh mengetarkan
hinggap dalam bingkai menghidupkan
tak ada yang mampu menangguhkan
selalu ada kekuatan pesan
dari sakralnya bangunan
….Rakkeang
….Ale bola
….Awa bola
puas mematut-matut diri,
sambil tersenyum sumrigah
merekam penghuninya saat lahir,
atau saat menikah hingga didoakan kembali
membuncah pesan kebahagian;
ini adalah jejak kebajikan
untuk saling mendoakan pada kebaikan….
#2022
Larik Bahagia Mallipa
Mallipa bersama
dibawah langit biru kota Parepare
Saat Mallipa,
aku terhenyak corak warna ini
….sejauh alam terkembang
Saat Mallipa,
aku peluk petualangan ini
….sejauh mata memandang
Saat Mallipa,
aku mengayuh tarian ini
….sejauh lautan terbentang
Kota ini merekam deraian sukaria, untuk memahami arti pertemuan
…tak terhitung tumpahan rindu, melekat bersama penantian
…tak terhingga hantaman doa, menggores lara pikiran
…tak terduga rintikan mimpi, berpadu penuh senyuman
semua Mallipa bersama
Dan tergianglah warna kebermaknaan
mengalir ke jantung ragam corak
begitu pun hiasan hingga tenunan
tersepuh langit kemilauan
Rayakanlah bersama…Mallipa
“ada belaian tangan lembut darinya”
#2022