Ayat Ayat Politik
Penulis: Ibrah La Iman
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُم وَ إِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
“Jika engkau berbuat baik, sungguh engkau berbuat baik untuk dirimu sendiri dan jika sebaliknya engkau melakukan keburukan maka sungguh itupun bagi engkau sendiri”
Memulai tulisan ini dengan ayat cukup saya sengaja iye’, hehe. Mengingat pada setiap pilihan manusia terkandung mudharat dan manfaat. Tak ada yang sama. Kepentingannya berbeda-beda. Begitupun dalam dunia politik, setiap gerak bisa berdampak.
Saya percaya dalam diri kita selalu ada suara kebaikan, walau kadang pula tiada serupa sebagaimana ‘ayat-ayat politik’ tersampaikan dengan jelas bahwa segala yang kita lakukan sama sekali ‘bukan untuk calon yang kita dukung’ namun semuanya jua kembali kepada diri masing-masing. Sepengetahuan saya tidak ada politik tertinggi selain pengabdian pada kemanusiaan.
Kisah politik terbaik bagi saya belum pernah tertulis hingga detik ini kecuali apa yang Rasulullah Saw jalani. ‘Politik Kebaikan’ yang berlandaskan ketulusan. Hal itu sering terdokumentasi pada bagaimana seseorang melalui setiap langkah, tantangan, dan pertaruhan dalam hidup. Dan sungguh tak ada yang mudah.
Partai ataupun sejenisnya menyuguhkan hidangan yang tak selezat penafsirannya, namun ekosistemnya membentuk unsur serta variabel yang terorganisir hingga publik bersepakat menerimanya sebagai instrumen jalan keluar dalam rumus demokrasi guna menggerakkan dinamika politik pada suatu bangsa.
Kesepahaman lain (metode atau apapun namanya) dari selain partai boleh bermanuver dengan laku penerapan jalur tak sama. Terbuka dan bebas untuk melakukannya. Ekosistem berhadapan dengan ekosistem, karya dan karya, sampai personal juga publik bisa mencicipi rasanya.
Setiap kita bebas memilih jalan kebahagiaan, walau manusia bijak menerangkan ‘tak ada bahagia jika terus mencari kebahagiaan itu seperti apa, begitupun juga tak ada hidup jika masih mencari makna kehidupan, dan salah satu jenis keangkuhan adalah saat manusia berpikir bahwa mereka bisa bahagia dan hidup tanpa materi’.
Kenyataan terbuka ialah tubuh menjelma wujud material yang membungkus segala perangkat aplikasi canggih dalam diri. Uniknya, seluruh makhluk ciptaan memilikinya. Halus sekali. Dan kita dapat mengaktifkannya dengan belajar menempatkan diri.
Tentu saja politik sama sekali bukan satu-satunya jalan keluar bagi siapa saja untuk melatih daya upaya itu, tapi pun tak ada salahnya bila hendak merasakannya. Sebagaimana pengalaman tak dapat tercipta dengan sendiri tapi harus kita hadapi, demikianlah jua kemerdekaan sejak dalam pikiran dan perasaan.
“Freedom is not a gift received from the state or leader, but a possession to be won every day by the effort of each and the union of all,” Albert Camus.
Pada akhirnya kita semua sampai pada ayat politik paling pamungkas;
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah
yang paling bermanfaat bagi manusia”
Happy Jum’at Mubarak
😇❤️🙏