BPS Beri ‘Warning’ ke Pemkot Parepare Diminta Waspada Atas Lonjakan Inflasi Juni 2024
Berita Baru, Parepare – Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan warning ke Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare terkait meningkatnya inflasi priode Juni 2024.
Inflasi Parepare secara year on year (yoy) sebesar 2,64 persen priode Juni 2024.
Angka tersebut berada di atas inflasi nasional dan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Hal tersebut yang membuat BPS memberikan lampu kuning ke Pemokot Parepare.
Kepala BPS Parepare Suparno Pani mengatakan Pemkot Parepare bergerak cepat untuk menentukan langkah antisipasi lonjakan inflasi.
Sebab, kata dia, memprediksi inflasi di akhir tahun 2024 mendatang bisa mencapai angka tiga persen.
“Pemkot harus memantau harga sebab kalau Juli-Agustus tetap inflasi. Maka inflasi kita bisa lebih dari tiga persen di akhir tahun 2024 ini,” kata Suparno Pani.
Suparno menjelaskan komoditas bahan pokok yang memberikan andil atau penyumbang inflasi tertinggi secara tahunan (yoy) adalah makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,76 persen.
Kelompok lainnya transportasi, yang menjadi inflasi tahunan (yoy) berada di besaran 3,71 persen dan andil inflasi 0,40 persen.
Penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,89 persen dan andil inflasi 0,31 persen.
Sementara 10 andil inflasi komoditas harga naik tahunan atau yoy adalah beras 0,76 persen, emas perhiasan 0,40 persen dan tarif parkir 0,23 persen,” jelasnya.
Selanjutnya, ikan cakalang/ikan sisik 0,19 persen, tarif rumah sakit 0,17 persen, udang basah 0,14 persen,” lanjut dia.
Kemudian, cabai rawit 0,13 persen, sigaret kretek mesin (SKM) 0,11 persen, nasi dengan lauk 0,09 persen, nasi dengan lauk 0,09 persen, dan ikan bakar 0,09 persen.
“Beras ini masuk sebagai penyumbang inflasi tertinggi. Karena memang sempat ada penurunan untuk beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan),” ungkap Kepala BPS Parepare itu.
“Tapi untuk beras lokal itu naik, jadi itu juga yang memicu harga di pasar naik juga,” lanjut dia.
Ia menjelaskan Parepare bukan daerah penghasil komoditas bahan pokok dan jika terjadi gejolak harga bahan pangan, maka akan sangat terasa.
“Sebenarnya kan kita di Parepare ini bukan daerah produsen,” jelas dia.
“Makanya ada gejolak kenaikan harga, pasti cepat sekali dirasakan di Parepare.”
“Jadi pemkot harus pandai melihat kondisi untuk mengendalikan harga (bahan pokok),” pungkas dia.