Kenal Lebih Dekat Jeanne Mandagi, Polwan Pertama Berpangkat Jenderal di Indonesia
Berita Baru, Makassar – Jeanne Mandagi, seorang purnawirawan Polri dalam Satuan Khusus Polisi Wanita (Polwan) yang purna dengan tugas berpangkat jenderal.
Anggota Polwan adalah satuan polisi khusus wanita yang lahir pada 1 September 1948.
Sosok Brigjen Pol (Purn) Jeanne Mandagi merupakan Polwan pertama menjadi jenderal di tubuh Polri.
Jeanne Mandagi sendiri lahir di Manado, 2 April 1937 silam.
Dia menamatkan pendidikan dasar dan menengahnya di SD dan SMP yang dikelola biarawati Katolik Manado.
Dia melanjutkan pendidikannya di SMA Santa Urusula Jakarta, pada 1952.
Setelah itu, Jeanne masuk ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan lulus tahun 1963.
Lulus dari sana, Jeanne memutuskan masuk polisi dan diangkat menjadi Polwan sejak 1 Desember 1965.
Ia melanjutkan pendidikannya dengan mengikuti Kursus Peradilan Militer tahun 1966.
Empat bulan kemudian, ia mengemban tugas sebagai Kepala Sekksi Hukum Polda Maluku.
Kemudian berturut-turut menjabat Asisten V, Oditur, dan Hakim Polri. Semuanya di Polda Maluku hingga 1969.
Pada 1970, Jeanne menjabat sebagai Kasi Binapta Polda Metro Jaya kemudian memeliki tugas sebagai Hakim Mahkamah Militer wilayah Jakarta-Banten.
Empat tahun kemudian, tepatnya di tahun 1974 ia mengikuti kursus “United Nations Regional Course on the Control of Narcotics”.
Satu tahun setelahnya, ia mulai memperdalam masalah drug law enforcement di Washington.
Awal Oktober 1976, Jeanne mulai bertugas di bidang reserse narkotika Mabes Polri.
Berkat kerja kerasnya, pangkat Jeanne naik jadi kolonel pada tahun 1980 setelah mengikuti pendidikan Sesko ABRI.
Lompat ke tahun 1985 hingga 1988, ia bertugas pada ASEAN Narcotic Desk Officer.
Pada awal Februari 1989 hingga tujuh bulan setelahnya, Jeanne menjabat Sesdit Bimmas Polri.
Tahun 1989 – 1992 Jeanne menjabat sebagai Kepala Divisi Humas Polri.
Karena ia sangat peduli dengan masalah narkotika, Jeanne pernah dijadikan sebagai Koordinator Ahli di BNN.
Selama masa hidupnya, banyak yang telah dilakukan Jeanne Mandagi. Jeanne menjadi sosok inspiratif karena capaiannya itu.
Ia mengatakan bahwa Polwan harus tangguh dan profesional serta bisa menjadi mitra kerja yang sejajar dengan polisi pria.
“Jangan cuma menjadi bunga penghias ruangan kerja saja,” ujar Mandagi pada sebuah wawancara di RRI Purwokerto dalam Harian Kompas edisi 2 September 1994.
Misalnya, menghasilkan perangkat lunak berupa petunjuk pelaksanaan tugas bagi jajaran Dispen Polri, menyelenggarakan rapat kerja teknis Dispen Polri se-Indonesia yang pertama dan membentuk sebuah Yayasan Permadi Siwi sebagai pusat rehabilitasi pecandu narkotika.
“Ini juga berarti harapan dan kesempatan bagi wanita ABRI lainnya untuk meraih pangkat jenderal makin terbuka,” kata Jeanne di Mabes Polri pada 28 September 1990 seperti dikutip di Harian Kompas edisi 5 Oktober 1990.
Mandagi menyenangi musik klasik ringan Johan Strauss dan Elvis Presley.
Selain itu, di tengah kerasnya pekerjaan polisi, wanita Minahasa ini juga menyenangi dansa.
Ia juga hobi berolahraga, seperti jogging, menembak, dan berkuda.
Jeanne menghembuskan napas terakhirnya di usia 80 tahun pada Jumat (7/4/2017).
“Saya melihat tugas utama polisi adalah melindungi masyarakat dari kejahatan. Suatu tugas untuk kebaikan dan yang menarik adalah banyak tantangannya, tidak membosankan.”
“Seperti juga profesi wartawan, polisi sering bertemu dengan banyak orang dengan berbagai kepribadian dan tingkah lakunya.”
“Hal itu mempengaruhi saya mengambil keputusan jadi Polwan,” tutur Jeanne dalam Harian Kompas edisi 28 Oktober 1990.