10 Oleh-oleh Khas Banda Aceh
Berita Baru, Travel – Aceh memiliki banyak tempat wisata yang menarik, dari sejarah dan wisata alamnya.
Setelah berwisata, tak lengkap rasanya tidak membeli buah tangan khas Aceh.
Provinsi tersebut memiliki aneka kuliner dan cedera mata tradisional yang bisa dijadikan oleh-oleh.
Berikut Beritabaru.co Sulsel rangkum 20 oleh-oleh khas Aceh.
Kue timphan
Kue timphan adalah salah satu kue tradisional khas Aceh.
Adonan kue ini terbuat dari tepung ketan dengan isian pisang raja atau labu, lalu dibungkus daun pisang.
Kue timphan umumnya bisa bertahan dua hingga tiga hari.
Wisatawan bisa membeli kue timphan di berbagai toko kue tradisional dan kedai kopi di Aceh.
Bakpia Aceh
Bakpia identik dengan Yogyakarta, namun Aceh juga memiliki bakpia sendiri dengan rasa yang khas.
Bakpia Aceh dikenal juga dengan nama Kue Kacang Hijau. Bakpia ini bisa bertahan kurang lebih seminggu.
Selain membeli bakpia, wisatawan bisa menyaksikan proses pembuatannya di pabrik bakpia Aceh yang berada di Pantai Kasih, Sabang.
Jika tak sempat ke Sabang, wisatawan juga dapat membeli bakpia Aceh di Banda Aceh, umumnya di sejumlah toko di sekitar Masjid Raya Baiturrahman.
Satu kotak bakpia Aceh berisi 10 bakpia yang dijual dengan harga mulai dari Rp 13.000.
Kue bhoi
Kue bhoi kas Aceh adalah sejenis kue bolu yang memiliki bentuk beragam sesuai cetakannya.
Masyarakat Aceh biasa membuat kue bhoi dalam bentuk ikan, maka dari itu kue bhoi sering disebut juga kue ikan dilansir dari Kompas.com (08/07/2016).
Selain berbentuk ikan, ada juga kue bhoi yang di cetak berbentuk bunga dan binatang.
Untuk menikmati kue bhoi, warga Aceh biasa mencelupkan kue ini ke dalam kopi.
Satu kemasan kue bhoi berisi empat kue dan dapat bertahan hingga satu bulan lamanya.
Kopi Aceh
Belum lengkap rasanya jika berkunjung ke Aceh tanpa mencicipi atau membawa pulang kopi Aceh.
Kopi khas Aceh sudah cukup terkenal di kalangan para penggemar kopi, salah satunya adalah Aceh Gayo.
Masing-masing kopi memiliki aroma dan cita rasa yang berbeda.
Salah satu kedai kopi di Aceh yang menjual berbagai jenis kopi adalah Kedai Kopi Solong, mengutip Kompas.com (17/06/2019).
Dendeng Aceh
Oleh-oleh khas Aceh yang satu ini sedikit berbeda dengan dendeng biasanya.
Tidak hanya terbuat dari daging sapi, dendeng Aceh juga ada yang terbuat dari daging rusa.
Daging sapi atau rusa umumnya diiris tipis, selanjutnya dikeringkan dan lalu dicampur olahan rempah serta bumbu tradisional.
Dendeng Aceh memiligi beragam rasa dari manis, asin, hingga kari.
Dendeng Aceh mampu bertahan hingga tiga bulan karena dikeringkan.
Oleh-oleh khas Aceh satu ini juga dibungkus dalam kemasan yang praktis untuk dibawa.
Kembang loyang
Kembang loyang adalah salah satu camilan khas Aceh yang menyerupai kembang atau bunga.
Bentuk bunga ini didapatkan dari cetakan kue yang digunakan sebelum proses penggorengan.
Kue kembang loyang terbuat dari tepung beras dan wijen, sementara rasanya manis dan gurih.
Camilan satu ini juga memiliki tekstur yang renyah. Masyarakat Aceh biasa menyuguhkan kembang loyang saat menjamu tamu atau sambil meminum teh.
Kue keukarah
Camilan khas Aceh selanjutnya adalah Kue Keukarah.
Umumnya, kue ini berbentuk unik seperti sarang burung dan melingkar seperti bulan sabit.
Kue keukarah terbuat dari tepung beras dan memiliki tekstur yang renyah.
Kue ini cocok untuk dijadikan oleh-oleh karena mudah dibawa dan tidak mudah basi.
Camilan satu ini juga cocok untuk menjadi makanan ringan pendamping kopi Aceh.
Kopiah riman
Kopiah Riman berasal dari daerah Pidie, Aceh. Kopiah ini sering digunakan oleh para petinggi atau bangsawan dari Pidie pada zaman dahulu.
Kopiah ini biasanya digunakan saat ibadah salat, namun kopiah riman juga sering digunakan di berbagai acara.
Kopiah riman memiliki motif khas dengan bahan utama bulu ijuk. Wisatawan bisa membeli kopiah riman di daerah Pidie, Aceh.
Kopiah meuketop
Selain Kopiah Riman, Aceh juga memiliki jenis kopiah lain yang bisa dijadikan oleh-oleh.
Kopiah meuketop atau yang biasa disebut kopiah tungkop ini memiliki motif yang unik. Kopiah tersebut memiliki empat bagian yang melambangkan adat, hukum, qanum dan reusam.
Pada zaman dahulu, kopiah meuketop hanya boleh pakai oleh para bangsawan atau anggota kerajaan.
Kini, kopiah meuketop sering dikenakan oleh para pengantin pria Aceh dan mengandung simbol sang mempelai harus bisa melaksanakan aturan saat berumah tangga nantinya, dilansir dari Traveloka.
Batik Aceh
Batik Aceh memiliki banyak motif penuh makna, di antaranya motif rencong, pintu Aceh, pucuk rebung, dan Gayo.
Warna yang digunakan pada batik Aceh adalah warna-warna cerah, seperti kuning, merah, dan hijau.
Batik Aceh tidak hanya digunakan sebagai bahan baju, tapi juga topi, mukena, dompet, dan tas.