Megawati Soekarnoputri Berusia 76 Tahun, Berikut Rekam Jejak Kontroversinya
Jakarta – Sosok Megawati Soekarnoputri dikenal sebagai perempuan paling berpengaruh bagi perpolitikan di Tanah Air.
Putri Presiden Pertama RI Soekarno itu merupakan Ketua Umum PDIP sejak 1993 silam.
Bu Mega, sapaannya, yang baru saja ulang tahun ke-76 pada Rabu (23/1/2023) kemarin, juga acapnya dikenal sebagai Eks Presiden ke-5 RI.
Sebagai orang yang berpengaruh, tak jarang Megawati menjadi sorotan publik. Baik itu tingkah laku hingga perkataan.
Membahas soal perkataan dan perbuatan Megawati Soekarnoputri, berikut sejumlah kontroversi yang pernah diucapkan atau dilakukan ibunda Puan Maharani, dikutip langsung dari Tempo.co dari berbagai sumber:
Dilaporkan LSM Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama
Megawati Soekarnoputri pernah dilaporkan LSM Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti Penodaan Agama ke Bareskrim Mabes Polri pada Selasa, 24 Januari 2017, gara-gara isi pidatonya dalam peringatan hari jadi PDIP ke-44 tahun.
Baharuzaman dari LSM Aliansi Anak Bangsa Gerakan Anti-Penodaan Agama melaporkan Megawati ke Bareskrim Polri atas dugaan tindak pidana penodaan agama.
Dalam laporannya, LSM itu mengungkapkan kata-kata Megawati diduga menodai agama lantaran menyebut para pemimpin yang menganut ideologi tertutup sebagai pembawa ‘self fulfilling prophecy’.
“Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, padahal notabene mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya,” kata Megawati.
Komentar soal kelangkaan minyak goreng
Kontroversi yang paling membekas pernah diucapkan Megawati adalah ihwal minyak goreng.
Eks Presiden ke-5 RI ini menyebut langkanya minyak goreng pada awal 2022 lalu bisa diatasi dengan merebus makanan. Hal itu disampaikannya dalam webinar tentang pencegahan stunting, Jumat 18 Maret 2022 silam.
“Saya tuh sampai ke ngelus dodo, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng, saya itu sampai mikir jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng. Sampai begitu rebutannya,” katanya.
Menurutnya, lebih baik para ibu rumah tangga beralih ke metode memasak alternatif berkaca dari kelangkaan minyak goreng kala itu.
“Apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus, atau seperti rujak, apa tidak ada? Itu menu Indonesia, lho. Lha kok njelimet (rumit) gitu,” ujarnya.
Profesi tukang bakso
Megawati pernah dituding merendahkan profesi tukang bakso lantaran guyonannya di Rakernas II PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta pada Selasa, 21 Juni 2022 lalu.
Megawati mencairkan suasana dengan memberikan lelucon ihwal menantu ideal di matanya.
Di depan hadirin dan putrinya, Puan Maharani, Ketum PDIP ini menyebut bahwa Puan harus mempersunting suami yang jauh lebih ideal ketimbang tukang bakso.
“Saya udah bilang nih, sama anak saya bertiga, ‘awas lho kalau nyarinya yang kayak tukang bakso’,” canda Bu Mega, disambut gelak tawa hadirin Rakernas PDIP.
Soal Kopi Susu
Dalam kesempatan yang sama, Megawati juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa berbeda saat bersama dengan orang Papua.
Dia mengungkapkan, merasa sendirian saat bepergian di Indonesia Timur itu. “Waktu permulaan saya ke Papua, saya pun mikir, ‘kok aku dewean yo (kok saya sendirian ya)’,” kata Megawati
Ia lantas melanjutkan ceritanya dengan membuat lelucon, mengibaratkan orang Papua seperti kopi susu jika bersama orang di luar sukunya.
“Makanya kemarin waktu saya bergurau dengan Pak Wempi, kalau sama Pak Wempi deket, kopi susu, itu kan benar. Tapi sudah banyak loh sekarang yang mulai blending,” katanya.
Jual Indosat
Di masa kepemimpinannya sebagai Presiden, Megawati Soekarnoputri mendapatkan kritik karena telah melakukan penjualan terhadap Indosat yang kala itu berstatus sebagai BUMN.
Divestasi saham dimenangkan oleh perusahaan asal Singapura, Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia) yang sahamnya dikuasai pemerintah Singapura lewat Temasek. Padahal saat itu Indosat tergolong BUMN yang menguntungkan.
Saat dijual pada 2002, ST Telemedia merogoh kocek Rp 5,6 triliun untuk membeli 41,94 persen saham.
Lima tahun kemudian, justru ST Telemedia yang memperoleh keuntungan berlipat setelah menjual seluruh saham Indosat yang dibeli dari Indonesia kepada Qatar Telecom QSC.