7 Fakta Menarik Perayaan Hari Raya Imlek
Makassar – Awal tahun selalu ramai dengan kegembiraan Hari Raya Imlek. Tahun ini hari Raya Imlek 2023 jika dikonversi pada kalender Masehi jatuh pada hari Minggu 22 Januari 2023.
Namun pernahkah kalian bertanya mengapa hari raya ini diselenggarakan, dianggap sebagai tahun baru Tiongkok dan berbeda dari tahun baru pada umumnya?
Ternyata semua itu ada ceritanya. Kebanyakan dipengaruhi oleh mitos dan legenda. Itu pun tak hanya satu cerita, tetapi ada banyak. Ini adalah beberapa cerita dan fakta perayaan Imlek yang harus kamu ketahui.
1. Perayaan imlek sebenarnya ritual pengusiran monster
Dalam artikel chinahighlights.com, hari raya Imlek disebut Guo Nian (过年) dalam bahasa Tiongkok sana. Itu bisa diartikan sebagai “merayakan tahun baru” atau “mengalahkan Nian.”
Bagi yang tidak tahu, Nian (年, atau Nianshou 年兽) digambarkan sebagai monster yang memiliki kepala panjang dengan tanduk tajam.
Ia tinggal di laut dalam dan hanya akan muncul ketika hari raya Imlek untuk memakan orang dan ternak sekitar.
2. Warna merah pada hari raya imlek dipercaya bisa mengusir Nian
Cerita lebih lanjut mengatakan jika Nian takut kepada warna merah. Dengan pengetahuan itu, warga pun menempelkan kertas warna merah pada pintu dan mengenakan baju merah pula.
Ternyata tak hanya itu, Nian juga takut terhadap bunyi bambu yang terbakar serta cahaya api atau lilin. Benar saja, Nian tak lagi menghancurkan desa. Semenjak itu hari raya Imlek dirayakan dengan tradisi-tradisi tersebut.
3. Imlek telah dirayakan ribuan tahun yang lalu
Tidak ada yang tahu secara pasti mulai kapankah hari raya Imlek dirayakan. Namun satu hal yang diketahui, perayaan tersebut telah dirayakan sejak 3.500 tahun yang lalu. Itu ditemukan dalam prasasti sejarah Tiongkok sana.
Secara mudahnya, ada lima era yang telah dilewati perayaan Imlek: Dinasti Shang (1600-1046 sebelum masehi), Dinasti Zhou (1046-256 sebelum masehi), Dinasti Han (202 sebelum masehi–220), Dinasti Wei-Qing (220–1911) dan zaman modern (1980–sekarang). Dalam tiap era, terdapat perubahan ritual dan perayaan.
4. Memberikan angpao juga merupakan ritual pengusiran monster
Selain identik dengan warna merah, Imlek juga identik dengan budaya angpao atau memberikan uang dalam amplop merah.
Selain Nian, monster lain yang muncul pada hari raya Imlek adalah Sui. Sui menakuti anak-anak ketika mereka tidur dan mereka yang tersentuh Sui akan menjerit semalaman, terkena demam dan memiliki mental yang tidak stabil.
Untuk mengatasi hal tersebut, orang tua akan terbangun sepanjang malam menjaga anak-anaknya sambil menyalakan lilin. Mereka juga memberikan delapan koin kepada anak-anak agar dimainkan dan tetap terjaga agar terhindar dari serangan Sui.
Koin tersebut dimasukkan dalam kertas merah. Ketika anak-anak tersebut tertidur, koin dalam kertas merah tersebut diletakkan di bawah bantal mereka.
Jadi ketika Sui menyerang, koin tersebut akan mengeluarkan cahaya kuat dan menakuti sang monster. Karena itu Angpao juga dikenal sebagai yasui qian (menekan uang Sui).
5. Yang berharga dari angpao bukanlah uang di dalamnya, melainkan kertas merah itu sendiri)
Banyak orang salah mengartikan jika yang bernilai dari angpao adalah uang di dalamnya. Padahal pesan penting datang dari amplop merahnya tersebut yang menyimbolkan energi, kebahagiaan dan keberuntungan.
Sedangkan uang di dalamnya hanya simbolisasi harapan untuk mendapatkan kebahagiaan dan berkat berlebih kepada penerima. Dari simbolisasi ini, sangatlah tidak sopan untuk membuka amplop merah di depan yang memberikan.
6. Ada takaran pemberian angpao kepada setiap orang
Menurut budaya tradisional, mereka yang merayakan Imlek dan bisa mencari penghasilan sendiri baiknya mulai memberikan angpao kepada kerabatnya. Jumlah uang dalam amplop merah tersebut akan berbeda-beda, tergantung pendapatan.
Namun ada pengecualian. Mereka yang tidak menikah tidak perlu memberikan angpao. Selain itu jumlah uangnya akan berbeda tergantung seberapa dekat dengan kerabatmu tersebut.
7. Bait-bait di depan rumah juga berhubungan dengan dunia mistis
Bagi keluarga yang masih menjunjung tinggi budaya Imlek, terkadang bisa ditemui terdapat tulisan-tulisan China di depan pintu rumahnya. Dikatakan bait tersebut merupakan nama dari dua penjaga dunia lain bernama Shentu dan Yulei.
Penjaga ini ditakuti oleh monster dan siluman karena akan melemparkan mereka yang melukai manusia kepada harimau untuk dimakan. Namun seiring berkembangnya zaman, tulisan tersebut tak lagi menyebut nama kedua penjaga tersebut melainkan kalimat lain.
Tentu saja budaya Imlek telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak semuanya dirayakan macam ini. Beberapa keluarga yang masih merayakan Imlek pun telah mengubah makna perayaannya, menjadi tak lebih dari momen berkumpul.