5 Aksi Kekerasan di Sulsel Sepanjang Tahun 2022
Makassar – Kasus kekerasan di Sulawesi Selatan (Sulsel) nampaknya semakin komplit sepanjang tahun 2022. Ada begitu banyak kasus kekersan, baik di jalanan maupun kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan berbagai modus operandi.
Ada kasus penikaman, pemukulan, tawuran, pengeroyokan, perkelahian, kekerasan dengan senjata tajam seperti badik, golok dan panah busur yang dilakukan oleh para remaja.
Saking menggilanya kasus kekerasan dengan senjata panah busur, Kapolda Sulsel pernah memerintahkan untuk tembak di tempat terhadap pelaku panah busur.
Tercatat, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak cenderung meningkat setiap tahun.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar melansir sepanjang 2021, jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 1.551 kasus.
Dari jumlah tersebut, 774 kasus kekerasan terhadap anak, KDRT 184, Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) 98 kasus. Angka kekerasan terhadap anak dan perempuan meningkat pada 2022.
Berdasarkan data Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Makassar terdapat 362 laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak periode Januari-Oktober 2022.
Berikut 5 kasus kekerasan di Sulsel Sepanjang Tahun 2022.
Kekerasan dengan Panah Busur
Dua bukan terakhir, November-Desember intensitas kekerasan dengan senjata tajam jenis panah busur semakin meningkat.
Pada Senin (12/12/2022) sebanyak 15 pemuda di wilayah Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) diamankan polisi.
Mereka ditangkap karena diduga melakukan penyerangan dengan menggunakan busur panah dan senjata tajam (sajam) terhadap warga.
Pada Senin (28/11/2022) Polsek Turikale menangkap empat dari tujuh pelaku penyerangan dengan busur panah di pos keamanan di area Masjid Al Markaz, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Aksi ketujuh pelaku sempat terekam kamera CCTV.
Dari video yang beredar, tampak aksi brutal sekelompok pemuda bersenjata busur yang tiba-tiba menyerang sejumlah remaja.
Akibatnya, satu korban terkena busur dilarikan ke rumah sakit terdekat. Pelaku juga merusak kaca jendela pos keamanan masjid.
Motif penyerangan, kata Kapolsek Turikale, Kompol Ridwan Saenong, karena masalah cinta. Pelaku WD mengaku, istrinya diganggu tetangga berinisial HC.
Keduanya pun sepakat berduel di area masjid. Namun, pelaku WD mengajak rekannya untuk menyerang tetangganya
Motif penyerangan, kata Kapolsek Turikale, Kompol Ridwan Saenong, karena masalah cinta. Pelaku WD mengaku, istrinya diganggu tetangga berinisial HC.
Keduanya pun sepakat berduel di area masjid. Namun, pelaku WD mengajak rekannya untuk menyerang tetangganya
Kapolda Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, dari hasil Operasi Pekat Lipu 2022 yang berlangsung sejak tanggal 9 sampai 29 November 2022, tercatat ada 49 kasus pembusuran yang dilaporkan masyarakat.
Kasus ini salah satu yang paling banyak ditangani polisi. Barang bukti busur yang disita dalam Operasi Pekat Lipu itu sebanyak 241 anak panah dan 22 ketapel serta 32 badik.
Kebanyakan pelaku pembusuran adalah anak di bawah umur. Ia pun meminta orang tua untuk mengawasi anaknya.
Maraknya kasus pembusuran membuat Kapolda Irjen Pol Nana Sudjana memerintahkan semua anggotanya untuk menembak di tempat bagi para pelaku pembusuran.
Menurut Kapolda Sulsel, langkah ini akan memberi efek jera bagi para pelaku yang dinilai meresahkan masyarakat.
“Busur ini sangat membahayakan hingga menimbulkan kematian, kita harapkan juga tokoh masyarakat, pemuda juga orang tua untuk memantau dan mengawasi anaknya,” ujarnya.
“Terkait dengan pelaku pembusuran, kami akan melakukan langkah-langkah tindakan tegas dan terukur terhadap pelaku lain dan pembusuran,” kata Irjen Pol Nana Sudjana, Kamis (1/12/2022).
Kasus Kekerasan terhadap Anak
Nasib memilukan dialami bocah 12 tahun berinisial DP. Ia dilaporkan tewas di atas kapal KM Dharma Kencana, saat dalam perjalanan pelayaran dari Surabaya menuju pelabuhan Soekarno-Hatta Kota Makassar. Ia tewas usai dianiaya karena dituduh mencuri handphone (HP) milik salah seorang penumpang.
Orang tua korban yang tidak menerima anaknya dianiaya hingga tewas langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Pelabuhan Makassar.
“Motif sementara, korban dituduh mencuri tapi belum terbukti namun mendapatkan penganiayaan,” kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan, Iptu Prawira Wardany, Sabtu (25/6/2022).
Wardany mengungkapkan, pihak Polres Pelabuhan Makassar telah memeriksa enam saksi. Menurut informasi yang diterimanya, korban tersebut dituduh mencuri HP salah satu penumpang inisial R.
Kasus Kekerasan Bermotif Asmara
Nasib malang menimpa dua pemuda bernama Abd Aziz Kamaruddin (21) dan Muh Amar Siddiq (17) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Keduanya ditemukan tewas usai sepeda motor yang mereka kendarai menabrak pohon diduga akibat saling kejar dengan Orang Tidak Dikenal (OTK).
Keduanya ditemukan tak bernyawa di Jalan Metro Tanjung Bunga, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulsel, pada Rabu (2/11/2022) malam. Hasil penyelidikan polisi, diketahui peristiwa nahas itu dipicu masalah asmara.
Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Lando K Sambolangi menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi, kedua korban diduga terlibat saling kejar dengan OTK memakai motor.
“Awalnya saksi melihat korban yang berboncengan dari arah jembatan Barombong menggunakan sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Keduanya beriringan dan saling pepet dengan pengendara motor lain,” kata Lando, Kamis (3/11/2022).
Tak lama, suara gemuruh pun terdengar. Suara itu rupanya dari roda dua korban yang jatuh. Keduanya pun ditemukan tergeletak tak bernyawa.
“Ada luka tusuk di bagian punggung korban dan luka tancapan busur yang ditemukan di jaket korban,” bebernya
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Makassar membekuk pelaku penganiayaan hingga berujung kematian kedua korban.
Pelaku yang diamankan yakni Anasrullah (23) dan M Awal (19). Mereka ditangkap di Jalan Pattukangan, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Sulsel, tak cukup 1×24 jam.
Dari hasil pendalaman polisi, kedua pelaku mempunyai peran berbeda dalam peristiwa berdarah tersebut.
Di mana pelaku pertama, yakni M Awal itu melakukan pembusuran terhadap korban hingga mengenai punggung korban.
Sedangkan, pelaku kedua yakni Anasrullah berperan menendang kendaraan roda dua korban mengakibatkan kedua korban menabrak pohon dan tembok hingga terjatuh dan tewas.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Reonald mengatakan dari keterangan kedua pelaku diketahui peristiwa tersebut berawal dari hubungan asmara.
“Salah satu pelaku ini berhubungan dengan seorang wanita. Di mana perempuan ini adalah mantan dari korban. Dan oleh sebab itu korban merasa cemburu dan mencari pelaku sehingga korban sempat menelpon pacar pelaku,” tuturnya Kamis, (3/11/2022) malam.
Saat pelaku menemukan korban, ternyata korban yang lebih dulu melontarkan busur ke arah pelaku hingga mengenai paha sebelah kiri dari pelaku.
Setelah pelaku terkena busur, teman pelaku mengajak untuk mengejar korban sampai di ujung jembatan Barombong.
“Sempat dibalas dengan busur dan mengenai belakang punggung dan mengenai jaket, di situ korban jatuh dan menghantam pohon dan tembok hingga tewas,” jelas Reoland.
Anak Aniaya Ibu Kandung hingga Babak Belur
Hariyadi (37), pria di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) benar-benar laknat dan biadab. Ia begitu tega menganiaya ibu kandungnya sendiri yang berusia 70 tahun hingga babak belur. Perbuatan itu dilakukannya usai menenggak minuman keras (miras).
Kanit PPA Polres Parepare Aipda Dewi Natalia Noya mengatakan, penganiayaan terjadi di rumah mereka di Jalan Atletik, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare.
Bahkan yang dilakukan Hariyadi bukan hanya sekali. Ia sering menganiaya ibunya setiap korban ada kesalahan. Jika ibunya ada salah dikit, seperti baju kotor langsung dianiaya. “Udah sering, aksinya dilakukan setelah dia (Hariyadi) minum miras. Mereka tinggal berdua,” kata Aipda Dewi, Rabu (14/12/2022).
Sebenarnya, aksi penganiayaan yang dilakukan pelaku terhadap ibunya ini sudah lama diketahui oleh tetangganya. Namun, warga tidak berani melapor karena takut pelaku marah dan berbuat nekat terhadap mereka.
Karena merasa tidak tahan atas perlakuan anaknya, sang ibu lantas melaporkannya kasus yang dialaminya ke polisi hingga pelaku akhirnya ditangkap.
“Dari hasil pemeriksaan, pelaku ini tidak ada gangguan mental. Perbuatannya dilakukan karena terpengaruh miras,” ungkap Aipda Dewi.
Tawuran Antarpemuda, 1 Remaja Tewas
Suasana di Jalan Petta Punggawa, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (13/3/2022) hiruk pikuk dan mencekamp.
Tawuran antarpemuda kembali meletus hari itu. Dalam peristiwa ini Haidar (15) tewas tertembus anak panah di dada.
Mirisnya, pelaku diduga teman semasa kecil korban yang kini jadi musuh saat tawuran. Tiga pemuda berhasil ditangkap petugas Polsek Bontoala Makassar. Tawuran sengit ini terekam kamera CCTV.
Dari rekaman, tampak jelas bagaimana tawuran ini pecah. Antarkelompok saling serang dan lempar batu hingga anak panah meluncur mengenai sasaran.
Polisi yang turun ke TKP berhasil menangkap tiga pemuda yang terlibat tawuran. Barang bukti yang disita antara lain sejumlah senjata tajam, anak panah yang lengkap dengan pelontarnya.
“Pengakuan pelaku yang memanah korban adalah AF. Dipanah dari jarak dekat, 10 meter,” kata Kapolsek Bontoala, Kompol Syamsuardi.
Kapolsek menjelaskan, tawuran di perbatasan ini melibatkan pemuda dari Tallo dan Bontoala. Kejadian ini sudah kesekian kalinya. Dendam lama diduga menjadi pemicunya.
Sumber: Makassar Sindonews.com