Waspada! Sulsel Darurat Ular Piton
Makassar – Luapan sungai memasuki pemukiman warga tidak hanya membawa lumpue dan sampah. Air juga membawa ular piton (malayopython reticulatus) di sejumlah daerah termasuk Makassar, Maros dan Pangkep.
Otoritas terkait di Pangkep dan Makassar mengumumkan darurat piton pascabanjir dan genangan air di penghujung Desember 2022.
Seekor ular piton sepanjang delapan meter merangsek ke rumah warga di Jl Baji Minasa, Makassar, Minggu (25/12/2022) kemarin. Kehadiran ular piton itu menghebohkan warga belakang SMAN 14 Makassar.
Otoritas kedaruratan publik Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) minat warga waspada, membersihkan sampah sekitar rumah, dan pemukiman. Sebab, ancaman ular sering terjadi saat musim hujan.
Seperti terjadi di Pangkajene, warga dan otoritas kedaruratan publik menangkap dua ekor ular piton, sepanjang Sabtu (24/12) malam dan Minggu (25/12) pagi, bersamaan surutnya banjir.
Siaga Ular Piton
Kemunculan ular piton di masa banjir memang bukan kejadian baru. Tapi jumlah ular yang muncul dan tempat penemuannya semakin banyak dan beragam.
“Kami imbau agar warga tetap berhati-hati mengingat musim hujan. Rawan dengan kemunculan ular,” ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar, Hasanuddin,
Di Makassar, ular piton bercokol di plafon rumah warga. Sedangkan di Pangkep, piton berukuran tak lazim itu gentayangan di jalan raya.
Ular berukuran besar ditemukan melata di atas plafon dan membuat pemilik panik dan ketakutan. Warga lalu melapor ke petugas rescue Pemadam Kebakaran Kota Makassar.
Pemilik rumah, Andi Fachrul mengatakan, melihat ular piton tersebut di plafon saat bersih-bersih genangan air di teras rumah.
“Saya lagi bersih-bersih, tiba mendengar suara ribut di plafon. Kebetulan ada lubang di plafon dan melihat badan ular tersebut,” kata A Fachrul.
Damkar Pangkep mengingatkan warga agar berhati-hati saat membersihkan rumah dan sekitar pascabanjir. Sebab, ular-ular itu bisa saja bersembunyi di kolong lemari, bahkan dalam lemari.
Tiga ekor reptil melatah pembelit ditemukan warga di perkampungan bantaran Sungai Pangkajene, Pangkep, Sabtu (24/12/2022).
Ular pertama, sepanjang 4,3 meter ditemukan warga di Jl Cumi-Cumi, Kelurahan Jagong, Pangkajene, sekitar pukul 18.20 Wita.
Ular kedua, panjang 5 meter ditangkap warga Desa Talapassa, Bori Appaka, Bungoro Pangkep.
Sedangkan ular ketiga, ditemukan dan dibunuh warga sekitar pusat rekreasi air Waterboom Mattampa, Bungoro, 2.2 km utara Pangkajene.
“Ular yang di Jagong, kita bawa ke kantor. Ular kedua ditangkap tapi tak dilaporkan ke kami,” kata Kepala Pemadam Kebakaran dan Satpol PP Pangkep Idris Sira, kepada Tribun, Minggu (25/12/2022) pagi.
Ular piton ini diduga hanyut terbawa air banjir dari hulu Sungai Pangkajene, wilayah Balocci dan Tondong Tallasa
Dugaan ini dikonfirmasikan saksi mata, Serka (purn) TNI Syamsul, warga Jagong. Karena panik, pemilik rumah lalu menelpon emergency call damkar kabupaten.
Ular berlurik kembang kuning hitam ini pun diamankan setidaknya enam personel damkar, dan warga.
“Ada polisi dari Balocci yang datang ke kantor minta untuk dikuliti,” ujar Idris.
Warga Pangkep dan sekitarnya mengenal ular piton dengan sebutan ular sanca atau ular sawah.
Habitat reptil ini di tegalan, hutan perdu, dan tempat lembab di bantaran sungai.
Jika habitatnya terusik, ular rerata sepanjang 3 hingga 6 meter masuk ke pemukiman dan mangsa ternak warga.
Dugaan otoritas kedaruratan sipil level kabupaten ini, menyusul penemuan reptil serupa, saban puncak musim hujan, Desember hingga Februari.
“Tahun lalu, kita temukan beberapa juga di dekat sungai,” ujarnya.
Sebelum pandemi, usai banjir bandang Jumat 3 Februari 2017 lalu, warga Cambatoa, Pabundukang, Pangkajene, menemukan piton sepanjang 8 meter.
Cambatoa adalah kampung tua di bantaran timur Sungai Pangkajene. Kampung ini berjarak, 1,7 km dari ibu kota kabupaten.
Tim Animal Rescue Dinas Damkar Gowa juga disibukkan dengan penjinakan ular piton.
Ular pembelit itu dievakuasi petugas di sebuah semak-semak di Desa Taeng Kecamatan Pallangga, Gowa, Sulsel. Tim rescue Damkar Gowa tampak berusaha mengamankan ular tersebut.
Mereka menggunakan sarung tangan dan pelindung. Saat proses evakuasi, petugas berhati-hati menangkap ular yang bersembunyi di semak-semak dalam lubang.
Bahkan, petugas harus menggunakan cangkul untuk menggali beberapa lubang di dalam tanah karena ular piton ini dengan liar masuk ke dalam untuk bersembunyi.
Petugas butuh dua puluh menit untuk menangkap ular tersebut.
Kabid Penanggulangan Kebakaran Damkar Gowa, Syamsul Bahri mengatakan kejadian tersebut diketahui setelah menerima laporan dari warga setempat.
“Setelah menerima laporan warga kami mengerahkan satu regu tim animal rescue Damkar Gowa,” ujarnya, Jumat (14/10/2022).
Menurutnya, ular piton ini kerap membuat takut dan meresahkan warga. Apalagi, ular piton itu berada di dekat pemukiman warga.
“Diperkirakan panjang ular piton sekitar 4 meter. Ia meresahkan masyarakat. Kita evakuasi ular itu di sekitar pemukiman warga,” kata Syamsul.
Setelah ditangkap, ular piton ini langsung dibawa ke Mako Damkar Gowa yang terletak di Jl Tamarunang, Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.