Tips Keuangan buat Ibu Bekerja
Makassar – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan sebesar 53,41 persen pada Agustus 2022.
Meski berperan penting di tempat kerja, laporan yang sama menunjukkan buruh perempuan masih berpenghasilan lebih rendah dengan rata-rata upah Rp 2,59 juta dibanding laki-laki Rp 3,33 juta.
Kebanyakan ibu bekerja dan ibu tunggal yang berusaha memenuhi kebutuhan keluarga.
“Dengan semakin meningkatnya biaya hidup dan ketidakpastian, perusahaan perlu hadir menyediakan benefit finansial yang bermakna dan berdampak yang layak diperoleh setiap ibu pekerja,” ujar Tobias Fischer, CEO Wagely.
Menyambut Hari Ibu pada 22 Desember, berikut beberapa tips keuangan yang dapat dibuat oleh ibu bekerja untuk memulai awal tahun yang baru.
Tinjau pengeluaran tahun sebelumnya dan atur anggaran untuk tahun yang baru
Bagaimana bisa merencanakan masa depan jika tidak memahami situasi hari ini?
Coba lihat kembali kebiasaan belanja selama setahun terakhir. Apakah ada kenaikan gaji, kedatangan anggota baru di keluarga atau anak baru masuk sekolah?
Adakah pengeluaran signifikan tahun ini? Periksa mutasi rekening atau catatan transaksi keuangan dan tentukan apa yang ingin dilakukan dengan lebih baik di tahun mendatang.
Mulailah menabung untuk keadaan darurat
Akhir-akhir ini banyak berita mengenai PHK massal. Menyiapkan dana darurat penting dilakukan sekali pun Anda merasa posisi pekerjaan tidak berisiko.
Tentu saja tidak ada yang mau memikirkan skenario terburuk tetapi mempersiapkan hal yang tak terduga dapat menciptakan ketenangan pikiran.
Besarnya dana darurat bervariasi untuk setiap ibu pekerja. Idealnya, dana darurat harus mampu menutupi pengeluaran minimal 3-6 bulan. Ingat pepatah “Sedia payung sebelum hujan”.
Tingkatkan literasi keuangan
Laporan terbaru OJK menunjukkan untuk pertama kali indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi, yakni 50,33 persen dibanding laki-laki 49,05 persen.
Memperluas pengetahuan keuangan adalah salah satu resolusi terbaik yang bisa dilakukan.
Waspadai inflasi gaya hidup
Berapa pun gaji yang didapat tidak akan berarti apabila terus menghabiskannya untuk meningkatkan gaya hidup.
Tidak ada salahnya memanjakan diri setelah mendapat kenaikan gaji atau bonus. Namun, jika tidak terkendali, Anda dapat terjerumus dalam fenomena inflasi gaya hidup.
Ingatlah untuk selalu fokus pada tujuan finansial
Hidup di bawah kemampuan bukan berarti mengorbankan kualitas hidup.
Ini adalah salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan diri menuju kebebasan keuangan di masa depan.