Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Masjid Al Fatihah
Komjen Pol (Purn) Safruddin Kambo menandatangani prasasti peresmian Masid Al Fatihah Parepare. (Berita Baru Sulsel)

Wakil Ketua DMI Resmikan Masjid Al Fatihah Parepare



Berita Baru, Parepare – Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Polisi (Purn) Safruddin Kambo meresmikan Masjid Al Fatihah Parepare.

Turut hadir Ketua MUI Sulsel Prof Dr KH Nadjamuddin, Ketua DMI Sulsel H M Amin Syam, Mantan Pangdam XIV/Hasanuddin Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Andi Muhammad.

Hadir juga, para pimpinan pondok pesantren (Ponpes) As’adiyah, Pimpinan Ponpes Mangkoso, dan pemilik Masjid Al Fatihah, Mas Guntur Laupe.

Peresmian diawali dengan kelompok kasidah ibu bhayangkari Brimob, dan dilanjutkan ceramah dari Ustad Das’ad Latief.

Komjen Polisi (Purn) Dr Syafrudin Kambo mengatakan masjid sebagai pusat ilmu atau majelis ilmu karana dari sinilah tercipta peradaban pendidikan Islam yang kita kenal sekarang.

“Masjid ini sudah bisa digunakan dan menjadi pusat pendidikan. Pusat pendidikan pertama itu masjid dan baru terciptanya peradaban Islam yang menjadi pusat pendidikan,” jelasnya.

Syafruddin berpesan masjid tidak hanya digunakan untuk sholat namun bisa meluas menjadi ruang-ruang kajian khusussnya tentang keagamaan.

“Masjid bukan tempat ibadah, tapi bisa menjadi majelis ilmu. Tolong betul-betul masjidnya di manfaatkan kalau perlu setiap waktu ada kajian,” pesannya.

Menurutnya, Indonesia memiliki penduduk pemeluk agama Islam terbesar tapi kualitasnya masih tanda tanya.

“Dengan demikian kita selalu bilang bahwa Indonwsia penduduk Islam terbesar itu dengan kuantitas, kalau kualitasnya masih tanda tanya,” jelasnya.

Ketua Dewan pembina Masjid Al Fatihah, Irjen Pol (Purn) Mas Guntur Laupe mengatakan masjid disekitar lokasi jauh dan jarang anak-anak tahu mengaji dan hal itulah membuatnya ingin mendirikan masjid.

“Daerah ini tempat kami bermain, jauh masjid dari sini sehingga dulu jarang anak tahu mengaju. Kondisi inilah melatarbelakangi membuat masjid,” jelasnya.

Mas Guntur Laupe menyebut membangun masjid sangat sukit perizinannya hingga menemui lokasi ini yang sangat representatif.

“Masjid ini dibangun selama kurang dari dua tahun lamanya, diawalu dengan warga menggunakan salat taraweh,” katanya.

“Dana yang diperoleh dari mana-mana dan saudara kami yang ada di Jakarta ikut juga membantu pelaksanaan pembangunan masjid ini dan biaya pembangunan sekitar 3-4 miliar rupiah secara totalnya,” pungkasnya.